Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Penumpang Kereta Wajib Pakai Lengan Panjang, Realistis atau Lebay?

18 Juli 2020   09:43 Diperbarui: 19 Juli 2020   04:09 1471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penumpang KRL Commuter Line tiba di Stasiun Bogor, Jumat (26/6/2020). Tim gugus tugas penanganan Covid-19 Jawa Barat melakukan rapid test dan tes usap pada penumpang KRL Commuter Line yang tiba di Stasiun Bogor untuk memetakan sebaran Covid-19.| Sumber: Kompas.com/Kristianto Purnomo

Pengguna kereta baik jarak jauh, MRT, LRT, dan KRL Commuterline kini harus bersiap menaati aturan baru, yaitu mengenakan pakaian lengan panjang atau jaket. Aturan ini merujuk pada Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 14 Tahun 2020, yang menyebutkan pengguna jasa kereta wajib untuk menggunakan pakaian lengan panjang atau jaket selain kewajiban memakai masker.

Aturan ini keruan saja menimbulkan pro dan kontra, utamanya pengguna KRL Commuterline. Seperti terpantau di berbagai komentar di media sosial, bagi yang menolak, aturan memakai lengan panjang dinilai mengada-ada, bikin gerah, dan tak ada dampak krusialnya terhadap pencegahan korona.

Mengutip Kompas.com, epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menanggapi bahwa penggunaan lengan panjang untuk mencegah penularan Covid-19 tidak ada risetnya. 

Sementara dilansir dari Detikcom, Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menilai peraturan tersebut tidak krusial atau tidak memecahkan masalah.

Tapi bagaimanapun aturan yang dikeluarkan Kemenhub sudah final dan siap diterapkan. Mau nggak mau penumpang pun wajib menurutinya.

Bagi saya pribadi, aturan pakaian ini kalau meminjam istilah beken dari Anang Hermansyah, kalau saya sih yesss... Nggak ada perubahan berarti bagi saya yang tiap hari naik angkutan umum, baik bus maupun KRL untuk berangkat kerja, tetap saja jaket adalah outfit wajib bagi saya.

Jauh sebelum korona menyerang dunia, saya menggunakan jaket untuk keamanan diri. Syukurlah, selama bertahun-tahun barang-barang penting seperti handphone selalu aman dari copet karena terlindung di balik jaket.

Kini di kala pandemi, ada sedikit perubahan jenis jaket yang saya kenakan. Saya sengaja memilih jenis jaket parasut ringan bertudung kepala yang biasa dikenakan orang saat jogging atau naik sepeda. Windbreaker istilahnya.

Walaupun kini saya lebih sering baik bus lanjut MRT dibandingkan naik KRL, sebagai bentuk kewaspadaan terhadap resiko penularan Covid-19. Tapi berpenampilan agak "aneh" dengan memakai windbreaker paling tidak juga membuat saya setiap saat tidak lengah menerapkan protokol kesehatan saat di jalan.

Penampakan diri saya ketika naik kendaraan umum (foto: selfie)
Penampakan diri saya ketika naik kendaraan umum (foto: selfie)
Selain ringan, windbreaker ini juga mudah dicuci. Tiap malam usai pulang kerja saya rendam dan cuci jaket tersebut. Setelah itu tinggal dijemur atau dianginkan, paginya sudah kering dan bisa dipakai kembali. Nggak perlu diseterika. Praktis kan?

Tapi apa nggak panas pakai gituan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun