"Hilal telah tampak, umat muslim besok rayakan lebaran."
Sebaris kalimat tersebut telah disiapkan Prayogo untuk segera dicuitkan. Tapi jari-jarinya masih kaku, dan wajahnya terlihat gamang.
"Fix, nunggu apa lagi Pray? Kita berkejaran waktu," ucap Darman di sebelahnya.
"Bos, ini belum sidang isbat, pemerintah belum resmi menyatakan melihat hilal, gue nggak mau kita buru-buru posting dengan sumber yang masih abu-abu," sungut Pray.
Akhir-akhir ini Prayogo memang sering berdebat keras dengan Darman, pemilik modal sekaligus orang yang mengangkat dirinya sendiri sebagai CEO sebuah startup media yang mengelola akun twitter @melajujauh. Perdebatan mereka sejauh ini memang berujung konstruktif. Buktinya sebagai akun twitter yang fokus dengan informasi breaking news, pengikutnya sudah hampir mencapai 700 ribu followers hanya dalam kurun waktu dua bulan saja, dan akan terus bergerak naik dengan cepat.
Namun perdebatan kali ini sangat tidak disukai Prayogo, apalagi melihat raut wajah Darman yang merah padam. Sebagai eks jurnalis media terkemuka di negeri ini, jiwa idealismenya muncul ketika sudah merembet masuk ranah isu agama.
"Apa salahnya sih kita tunggu aja sebentar lagi hasil sidang isbat? Gue sama sekali enggak yakin sumber yang lo hubungi tuh valid."
"Pray, sumber gue di Maluku, dia punya hubungan keluarga dekat dengan petugas pengamat di sana, dia bilang udah dapat bocoran valid soal hilal. Gue percaya karena udah kenal lama sama dia."
"Lah lebih lama mana sama gue kenal ama lo? Gue juga punya sumber Bos, dan mereka bilang belum ada sesuatu yang mengejutkan," sahut Prayogo.
Darman hanya mendengus, matanya kembali tertuju pada layar smartphone miliknya. Jempolnya bergerak lincah memindah-mindah layar demi layar.
Ternyata menduduki posisi tertinggi dalam sebuah perusahaan belum tentu bisa menggerakkan perangkat di bawahnya. Ya, itu karena sejak awal dia memberi keleluasaan penuh bagi Prayogo terkait konten yang berhubungan dengan pemberitaan. Darman hanya berhak memberi masukan pada Prayogo.