Bersyukurlah yang masih memiliki rekan kerja di saat seperti ini, karena banyak yang harus merelakan kehilangan pekerjaan dan tentu saja kehilangan rekan kerja. Saya termasuk orang yang bersyukur masih bisa work from home alias WFH dengan segala dinamikanya. Pandemi Covid-19 memang benar-benar keterlaluan.
Rekan kerja itu ibarat keluarga kedua. Bagi orang kantoran seperti saya, bisa jadi interaksi dengan rekan kerja lebih lama dibandingkan keluarga sendiri. Anggap saja rata-rata jam kerja antara 9-10 jam sehari, 4-5 jam dihabiskan di jalan, sisanya untuk tidur dan berinteraksi dengan keluarga di rumah.
Jika begitu kondisinya, maka betul kata seorang kawan bahwa sesungguhnya dalam sehari kita bisa lebih banyak ketemu istri orang dibanding istri sendiri. Hah?
Tapi itu kondisi sebelum pandemi Covid-19. Sekarang? Bagi yang WFH di rumah dan sudah berkeluarga, silakan deh kini nikmati hari demi hari, detik demi detik selalu ketemu dengan pasangan anda. Jangan bosan ya?
Nah, sekarang begitu memasuki Ramadan, mungkin ada rasa kangen menyeruak dalam diri kalian. Iya kalian...
Kangen ketemu banyak orang. Kangen makan ramai-ramai di kantin dengan rekan-rekan kerja dan bilang "tolong bayarin dulu, ntar diganti" sebagai modus minta ditraktir. Kangen dengerin curhat mereka soal cicilan, sekolahan anak, dan sebagainya.
Sah-sah saja sebenarnya, asal bukan kangen yang lain-lain. Kangen yang terlarang atau kangen yang... ah sudahlah, saya yakin kalian sudah dewasa.
Ramadan mengajarkan kita tentang pentingnya silaturahmi, dan pastinya tetap menjaga silaturahmi dengan rekan kerja termasuk hal penting. Mungkin bagi yang rutin melakukan meeting melalui video call merasa cukup sebagai salah satu bentuk silaturahmi.
Tapi kan suasananya nggak sama lagi bukan? Meeting online biasanya hanya fokus pada hal-hal kerjaan, to the point, tak perlu bertele-tele, maklum kuota harus diirit. Sementara ada hal-hal lain dalam interaksi yang tak bisa tergantikan, seperti halnya ngobrol ngalor ngidul.
Dalam masa pandemi saat ini, ketika tiba-tiba rekan kita jadi sering mempromosikan suatu produk tertentu melalui WA status, Instagram story, Facebook dan lain-lain, tentu bukan waktu yang tepat untuk memiliki dugaan yang enggak-enggak terhadap rekan tersebut. Dugaan yang bisa dikategorikan sebagai nyinyir.
"Dih, udah bokek dia kelamaan di rumah," nah pikiran kayak begini mending dibuang jauh-jauh.