Mulai Ramadan kali ini pun, kebiasaan minum rebusan batang sereh, jahe, lemon dan madu tetap kami lakukan usai shalat tarawih atau sebelum tidur. Sakit seringan apapun, jika datangnya pas puasa Ramadan, pasti bisa mengganggu dalam beribadah.
Belum lagi ditambah bayang-bayang pandemi yang mengerikan saat ini, jelas sekali tubuh kita benar-benar harus dijaga banget. Kan nggak lucu kalau terdengar bersin-bersin saja sudah dilaporkan tetangga ke ketua RT setempat.
Bagaimana cara membuatnya?
Tak butuh kerempongan dan keterampilan khusus untuk membuatnya. Bahkan akhir-akhir ini malah justru saya yang lebih sering ke dapur untuk membuat minuman tersebut. Istri saya tinggal menikmatinya.
"Nah, gitu dong, kayaknya lebih enak kalau dibikinin suami..." ucapnya.
Untuk dua porsi atau dua gelas, cukup ambil sebatang jahe ukuran sedang dan kupas hingga bersih. Lalu potong-potong jahe dalam ukuran kecil. Kemudian ambil kurang lebih 4-5 batang sereh yang masih segar. Potong-potong dengan ukuran kurang lebih 3 centi meter.
Kemudian ambil satu buah jeruk lemon, potong jadi dua dan peras airnya ke dalam rebusan jahe dan sereh. Tinggal tunggu kira-kira 15-20 menit untuk membuat minuman tersebut siap minum.
Jika sudah, siapkan dua gelas kosong. Masing-masing dituang madu sesuai selera. Kalau saya sih biasanya cukup satu sendok makan madu untuk satu gelasnya.
Nah, kini air rebusan batang sereh, jahe, lemon dan madu  sudah siap dinikmati. Tapi karena ini minuman kesehatan, minumnya jangan kayak orang ngopi kali ya.Â
Tiap kali seruput lalu makan gorengan, ngobrol, ketawa-ketawa, ambil gorengan lagi baru nyruput lagi dan seterusnya. Nggak juga kayak gitu lah mas dan mbak. Kalau bisa sekali teguk habis segelas malah lebih baik.