Salah satu resiko yang dihadapi kaum pria saat masa pandemi corona saat ini adalah terancam gondrong tak beraturan.Â
Bagaimana tidak, sekarang kebanyakan orang sedang parno-parnonya bersentuhan dengan orang lain. Maka, tukang cukur pun jadi kena imbasnya. Usaha cukur rambut jadi sepi, orang pun rela gondrong di masa seperti ini.
Lagian sangat mustahil cukur rambut dengan menjaga jarak minimal satu meter antara tukang cukur dan yang dicukur. Memangnya ada gunting rambut berukuran satu meter?
Namun di saat usaha cukur rambut mengalami penurunan omzet, sebaliknya penjualan alat cukur rambut di toko online mengalami peningkatan penjualan yang pesat. Ketika saya search di sebuah marketplace, produk alat cukur rambut baik elektrik maupun gunting rambut terlihat banyak ditanyakan.
"Ready gan?" atau "Ready kak?" sudah menjadi pertanyaan baku ketika seseorang hendak memesan suatu produk di marketplace.
"Iya kak, diorder saja," dan beginilah jawaban si penjual.
Saya pun menjadi salah satu pembelinya, mengingat rambut anak saya yang cowok sudah mulai terlihat memanjang tak beraturan. Satu set pencukur elektrik dan satu set gunting rambut pun saya beli.
Singkat cerita setelah pesanan datang, saya mulai belajar cara mencukur rambut dari YouTube. Wow, viewers-nya juga lagi banyak-banyaknya gaes. Video tutorial cukur rambut ternyata lagi banyak dicari orang juga. So, saya sarankan para pelaku usaha cukur rambut agar membuat video You Tube saja sembari menunggu pandemi berakhir. Siapa tahu kalau udah beken ntar diajak collab sama Atta Halilintar buat nyukur rambutnya.
Nah, nonton beberapa video tutorial ternyata membuat saya percaya diri dan merasa sudah lulus kursus kecantikan dengan predikat memuaskan.
Eh, kursus kecantikan atau apa sih kalau cukur rambut gitu?
Setelah merasa siap, saya pun memanggil anak saya untuk memulai proses cukur rambut. Segala peralatan cukur, sisir, cermin dan semprotan air untuk membasahi rambut sudah saya siapkan.