Masa uji coba kereta api Bandara Soekarno Hatta disambut antusias masyarakat. Sudah tentu masa uji coba memberikan banyak masukan dan pertimbangan baik bagi pengguna maupun pihak operator. Dengan waktu ideal yang dijanjikan 55 menit dari Stasiun Sudirman Baru (BNI City) hingga Stasiun Bandara Soetta, pertanyaan terbesar tentu adalah apakah moda ini memang solusi tepat bagi pengguna untuk diandalkan menuju Bandara Soekarno Hatta?
Minggu, 31 Desember 2017, saya pun berkesempatan menjajal moda ini dengan tarif promo 30 ribu rupiah. Pelajaran penting paling mendasar yang saya temui adalah calon penumpang tidak bisa main datang begitu saja ke stasiun tanpa kepastian memiliki tiket. Memang terdapat sejumlah vending machine yang berfungsi sebagai tempat pembelian tiket secara go show, tetapi batas waktu 30 menit sebelum keberangkatan harus punya tiket tentu akan membuat calon penumpang kecele karena jadwal keberangkatan terdekat sudah habis.
Cara termudah untuk mendapatkan tiket dan kepastian jadwal adalah melalui aplikasi Railink ARTS (Airport Railways Ticketing System) yang bisa diunduh via Play Store bagi pengguna smartphone Android. Pengguna akan mengetahui jam keberangkatan beserta jumlah ketersediaan kursi dan tinggal membayarnya melalui berbagai pilihan metode seperti ATM maupun e-banking.
Hanya saja penempelan tiket kertas ke sensor gate masuk sepertinya merepotkan untuk beberapa orang. Terlihat ada saja calon penumpang yang tertahan pada gate karena sistem sensor tidak responsif. Atau bisa saja karena tiket terbuat dari kertas yang tipis maka mudah terlipat atau kucel karena dikantongi penumpang sehingga membuat susah saat digunakan.
Pemahaman soal tiket adalah salah satu hal penting agar penumpang tidak terlambat menuju Bandara Soekarno Hatta. Hal berikutnya yang mesti diperhitungkan adalah tentang bagaimana kita menuju stasiun keberangkatan, dalam hal ini adalah menuju Stasiun Sudirman Baru (BNI City) karena Stasiun Manggarai belum siap untuk saat ini.
KA Bandara Soetta memang paling ideal digunakan oleh warga yang tinggal di sekitar Jakarta Pusat. Lebih ideal lagi bahwa kereta ini digunakan oleh para karyawan atau bos-bos di sekitar perkantoran Sudirman-Thamrin yang akan menuju Bandara Soetta. Untuk arah sebaliknya, kereta bandara juga cocok bagi bagi penumpang pesawat dari luar Jakarta dengan tujuan bisnis atau urusan dinas karena tujuan akhir di Sudirman Baru sangat strategis di jantung ibu kota dan pusat bisnis.
Memang ada KRL CommuterLine menuju Stasiun Sudirman dan Manggarai (kelak) tetapi bagi tipikal penumpang pesawat dengan bawaan koper dan tas gede, merupakan ide buruk dan nekat jika hendak nyambung KRL CommuterLine lanjut KA Bandara, apalagi pada jam sibuk pagi. Sebagai pengguna harian KRL CommuterLine, saya bahkan bisa memasukkan faktor gangguan yang tak bisa diprediksi akan berpotensi besar mengganggu perjalanan Anda.
Pada saat uji coba kemarin pun saya disuguhi momen ketika penumpang KA Bandara menuju Sudirman Baru terpaksa diturunkan di Stasiun Tanah Abang akibat pohon tumbang di jalur menuju Sudirman. Silakan baca tulisan saya sebelumnya: Akibat Pohon Tumbang, KA Bandara Turunkan Penumpang di Tanah Abang.
Sepanjang KA Bandara masih menggunakan sebagian besar rel yang sama dari arah Sudirman/Manggarai, potensi gangguan akan menghantui perjalanan menuju bandara. Apakah anda siap mengantisipasi hal seperti ini?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!