Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sebuah Ujaran Kebencian Terhadap: Nyamuk!

8 Juli 2017   22:25 Diperbarui: 8 Juli 2017   22:37 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyamuk jahat.... (foto: pexels.com)

Sebelum menulis lebih jauh, saya hendak tekankan di sini bahwa artikel ini mengandung ujaran kebencian teramat sangat. Tentu bukan terhadap seseorang atau banyak orang, tapi khusus nan spesial teruntuk sesenyamuk dan banyak nyamuk. Bahkan andai saja paguyuban nyamuk-nyamuk mau melaporkan saya, ya silakan... Monggoo....

Saking bencinya dengan nyamuk, saya telah menyatakan perang terhadap nyamuk sejak usia saya masih bisa dihitung dengan jari (sekarang mesti minjam jari orang untuk menghitung usia saya). Entah sudah berapa ratus atau bahkan berapa juta nyawa nyamuk yang pernah saya lenyapkan. Baik dengan cara manual yakni gaplokan tangan maut, cara elektrik dengan obat nyamuk listrik dan raket nyamuk, hingga cara kimiawi dengan asap nan beracun.

Tapi hingga kini nyamuk-nyamuk berbahaya masih saja tetap eksis. Seolah tak terlihat, tapi begitu kita lengah dia akan datang, menghisap darah dan menularkan bibit penyakit. Tiba-tiba kita pun tergolek lemah, entah karena demam berdarah, malaria, chikungunya dan lain-lain.

Nyamuk benar-benar bikin repot orang. Bagaimana tidak? Saat saya sudah terlalu lelah karena bekerja seharian, pulang ke rumah bayangannya mandi, makan, leha-leha sejenak lalu tidur. Eh, ini gara-gara nyamuk saya mesti sibuk ke sana ke mari, memicingkan mata, menajamkan pendengaran lalu ketika nyamuk terbang mendekat tangan saya bergerak cepat mengeluarkan jurus gaplokan maut. Puas rasanya kalau nyamuk tewas kegencet. Tapi kesal rasanya kalau nyamuknya tidak kena dan malah terbang menghindar sambil ketawa-ketawa mengejek.

Hai nyamuk, yang kamu lakukan itu benar-benar... jahaaat....

Capek menggunakan tangan kosong, saya pun mengambil senjata berupa raket nyamuk. Jadi malam-malam sebelum tidur malah berkeringat dan ngos-ngosan mengejar nyamuk pakai raket. Kena satu, yang lain muncul. Seolah mereka punya cadangan nyawa yang tak habis-habisnya.

Gara-gara nyamuk pula, saya dan keluarga mesti rajin-rajin membersihkan rumah dan sekitarnya. Ada pakaian numpuk karena belum diseterika, pasti nyamuk-nyamuk bakal ramai nongkrong di situ. Alhasil kerjaan rumah tangga seolah tiada habisnya. Ya beresin pakaian lah, merapikan lemari lah dan sebagainya yang intinya tidak boleh ada sejengkal pun tempat yang bisa digunakan oleh nyamuk dan kawanannya untuk membangun posko.

Melelahkan bukan?

Dalam lingkup yang lebih luas, karena faktor ancaman nyamuk, Ketua RT di lingkungan rumah saya bahkan sering sekali membuat saya dan warga lainnya seolah tak punya libur. Bayangkan saja, hari libur yang mestinya bisa menjadi waktu berharga untuk bersantai dan beristirahat dari pekerjaan, eh malah Ketua RT ngajak kerja bakti membersihkan got dan mencabuti rumput-rumput liar di lingkungan RT kami. Sudah begitu konsumsinya pasti gorengan pula, kan tidak sehat brooo....

Yup, semua itu gara-gara nyamuk yang tak kunjung punah dari muka bumi. Perang pun takkan pernah usai.

Seiring waktu dan usia yang bertambah, tanggung jawab saya menjadi lebih besar. Mungkin dulu saya lebih mengedepankan emosi saat menghadapi nyamuk, sekarang saya harus bisa berpikir jernih dan lebih cerdas menghadapi nyamuk.

Saya punya istri dan dua anak yang masih kecil. Terutama si bungsu, saya benar-benar harus mewaspadai adanya serangan nyamuk yang kadang datang bak pasukan gerilya, hit and fly. Anak kecil di bawah dua tahun memang rentan terhadap serangan nyamuk, dan pastinya nyamuk akan berselera hinggap di kulit yang masih lembut.

Makanya jika si bungsu beranjak tidur, saya harus mulai patroli keamanan untuk memastikan nyamuk-nyamuk jahat tidak datang bak begal motor yang beredar malam-malam. Namun, saya pastikan kini patroli malam saya mulai terbantu dengan hadirnya Telon Lang Plus.

Aman... ada Telon Lang Plus... (foto: widikurniawan)
Aman... ada Telon Lang Plus... (foto: widikurniawan)
Pada dasarnya, sebagai seorang ayah yang gagah dan bertanggung jawab (ehem..) saya mesti memastikan bahwa pilihan produk yang dipakai keluarga kami memang nyaman dan aman. Nah, Telon Lang Plus memenuhi kriteria yang kami perlukan.

Kehangatan minyak telon memang sangat diperlukan bagi anak-anak. Rasanya pasti segar dan hangat ketika usai mandi si bungsu mendapat pijatan dan usapan Telon Lang Plus. Nah, hebatnya lagi, Telon Lang Plus ini memang sesuai judulnya, yakni pakai "Plus". Sebuah nilai tambah atau bisa dibilang fitur unggulan yang membuat Telon Lang Plus beda dari yang lain, yakni mengandung Natural Rhodinol yang kalau pakai bahasa sederhana dapat dimaknai sebagai formula anti nyamuk yang alami tapi sangat efektif membuat nyamuk kehilangan "selera makan dan minum".

Dengan aroma khas bayi yang harum, rasa-rasanya bukan hanya anak saya yang merasa senang saat menggunakan Telon Lang Plus. Bahkan saya sendiri merasa iri dan membayangkan bisa jadi bayi kembali karena pasti tidur saya bakal nyenyak.

Ya, nyenyak memang menjadi dambaan siapapun ketika tidur. Tak terkecuali anak bayi dan balita berserta orang tuanya. Siapa sih yang ingin diganggu nyamuk saat tidur? Tengah malam terbangun dan nangis karena gigitan si nyamuk. Ahhh.... rasanya ingin masak oseng-oseng nyamuk dan memberikannya kepada kucing tetangga.

Meskipun Telon Lang Plus terbukti efektif mencegah gigitan nyamuk dengan perlindungan 12 jam, tetapi bukan berarti saya dan kita tentunya, melemah dalam perjuangan melawan nyamuk. Menjaga kebersihan lingkungan dan rumah tetaplah wajib dilakukan. Kerja bakti bareng Pak RT juga harus diikuti sebagai tanda warga yang baik. Jika kolaborasi semua unsur kesadaran lingkungan dipadukan dengan penggunaan Telon Lang Plus, saya yakin umat manusia akan berjaya dan unggul dalam perang tak berkesudahan dengan klan nyamuk di seluruh dunia. Semua keluarga akan terlindungi dari gigitan nyamuk yang sangat berbahaya dan mengancam manusia. Saya yakin itu.

Aku suka... aku suka... (foto: widikurniawan)
Aku suka... aku suka... (foto: widikurniawan)
(foto: widikurniawan)
(foto: widikurniawan)
Facebook Shared :

https://www.facebook.com/widi.kurniawan.754/posts/10155473334109699

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun