Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tahun Kelinci Mengancam Kelinci

29 Januari 2011   15:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:04 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berdasarkan ramalan, banyak keberuntungan menghampiri bagi mereka yang lahir di tahun dengan Shio Kelinci. Namun, kalangan konservasi memperingatkan kemungkinan bahwa kelinci bakal terancam kematian, terutama di Asia.

Situs Huffington Post melaporkan, menjelang Tahun Baru Imlek, di beberapa negara Asia, kelinci mulai laris diperdagangkan di toko-toko hewan peliharaan. Ada semacam kepercayaan bahwa memberi makan kelinci di Tahun Kelinci akan membawa keberuntungan, termasuk dalam hal percintaan. Tak heran jika kelinci banyak diburu kaum muda, terutama kelinci kecil yang dianggap lucu.

Banyak orang yang sebenarnya tidak mengerti tentang pemeliharaan kelinci. Hewan ini pada kenyataannya memerlukan perawatan yang lebih rumit dibanding dengan anjing dan kucing. Hal inilah yang dikhawatirkan aktivis pecinta binatang bahwa nantinya bakal terjadi banyak kematian kelinci.

Ashley Fruno, perwakilan Asia untuk organisasi pecinta binatang atau PETA (People for Ethical Treatment of Animals), seperti dilansir Huffington Post, mengatakan bahwa kelinci adalah hewan yang membutuhkan ruang untuk menjelajah. Kelinci tidak cocok dimasukkan ke kandang yang sempit.

Meski kelinci mampu hidup hingga 12 tahun, tetapi binatang ini memiliki fisik yang rapuh dan rentan terhadap penyakit. Kanker adalah salah satu penyakit yang kerap menyerang kelinci.

Kalangan pecinta binatang mengkhawatirkan akan terjadi pembelian kelinci besar-besaran yang sekedar mengikuti tren. Fenomena serupa pernah terjadi saat booming film "101 Dalmations" yang berkisah tentang anjing dengan bulu putih bercorak titik-titik hitam. Ironisnya setelah dibeli, anjing-anjing itu banyak yang dibuang ke tempat penampungan hewan.

Akibat ulah manusia banyak spesies hewan menjadi punah. Selain karena penyakit, habitat yang hilang atau rusak oleh manusia disinyalir menjadi penyebab punahnya hewan. Kelinci Sumatera adalah salah satu contoh spesies kelinci yang sudah sulit ditemukan dan bahkan memiliki kemungkinan telah punah.

Para aktivis berharap, moment datangnya Tahun Kelinci justru akan mengingatkan orang-orang tentang pentingnya perlindungan spesies kelinci. PETA bahkan telah meluncurkan kampanye iklan yang memohon kepada bintang film China, Gong Li, supaya menghentikan kebiasaannya memakai bulu-bulu binatang, termasuk bulu kelinci untuk keperluan fashion.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun