[caption id="attachment_370597" align="aligncenter" width="576" caption="Bus gratis berhenti di halte Tosari (foto by widikurniawan)"][/caption]
Sudah sekitar dua bulan larangan sepeda motor melintasi jalan protokol di kawasan Bundaran HI diberlakukan. Sebagai kompensasi kebijakan tersebut, Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan bus gratis untuk mengangkut para penumpang yang semula naik motor.
Namun, dua bulan berjalan, bus-bus yang menggunakan bus Transjakarta tersebut masih terbilang sepi peminat. Terutama di awal-awal kehadirannya, saya kerapkali mendapati bus hanya berjalan dengan beberapa gelintir penumpang, entah dua orang atau lima orang saja. Padahal bus ini terbilang nyaman dengan AC dan hiburan berupa musik atau radio.
Meski milik Transjakarta, bus dengan rute dari Kawasan Monas hingga Bunderan Senayan ini tidak melalui busway. Bus menggunakan jalur yang sama dengan angkutan umum lainnya, hanya saja lebih tertib dengan selalu menaikkan dan menurunkan penumpang di halte yang tersedia.
[caption id="attachment_370598" align="aligncenter" width="512" caption="Bus masih cenderung sepi peminat"]
Mengapa bus ini sepi peminat?
1. Pemotor masih tetap naik motor.
Namanya juga naluri pemotor, kurang enak rasanya kalau tiba-tiba pindah naik kendaraan umum. Kurang mobile dan ribet. Inilah yang telah diprediksi Gubernur Ahok sebelumnya. Perlu waktu untuk membuat pemotor beralih naik kendaraan umum.
2. Naik bus gratis ini lama nunggunya.
Bus ini memang belum banyak jumlahnya. Saya biasa naik dari halte Tosari dan mendapati kedatangan bus ini kira-kira hanya ada jam 7.00 dan kemudian setengah jam atau sejam berikutnya baru ada lagi.
3. Tidak bisa naik dan turun sembarangan.