Mohon tunggu...
Widi Handoyo
Widi Handoyo Mohon Tunggu... -

Migunani tumprap ing liyan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Kata Pak Polisi Deh

27 Oktober 2011   13:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, saya harus berjibaku membelah macetnya jakarta disore hari. Dan kali ini, saya melintas dari bundaran Indosat ke arah semanggi.

Tidak seperti arah sebaliknya, yang padat tidak bergerak, sisi arah ke semanggi tidak begitu macet. Lancar. Bahkan saya bisa memacu motor butut saya dikisaran 40Km/jam. Tentunya tetap dengan safety riding dan selalu waspada.

Heran juga, entah mengapa Jakarta seolah tidak berdaya. Takluk dengan mobil dan sepeda motor yang merayap seperti semut. Tampaknya kota ini sudah menjadi lumpuh, tidak peduli akan menjadi apa, mobil tambah terus sepeda motor menjamur dan angkutan kota tambah semrawut.

Menuju perempatan di dekat Gedung Sekretariat Negara, saya dikejutkan dengan anehnya lampu lalu lintas. Sepertinya saya baru saja melihat warna hijau, tapi tiba tiba didepan saya sepeda motor dan mobil berhenti. Stop!.

Celingak celinguk kanan kiri ternyata ada Pak Polisi dengan seragam rompi nya, memberhentikan arus lalu lintas dari arah bundaran Indosat. Oh... ini to... rupanya distop karena mendahulukan yang arah dari sebrangnya.

Oke.. tidak masalah, berhentilah saya. Saya lihat lampu lalu lintas masih hijau. Ehm.. dalam hati berpikir juga, aneh juga yah..serasa tidak berguna tuh lampu. Mending Pak Polisi suruh berdiri diperempatan itu aja setiap hari.. (hihihi).

Nah ini yang bikin kesal. Dengan kondisi distop dan lampu lalu lintas berubah dari hijau ke merah, saya pun diperintahkan untuk maju dan berjalan. Oke lah kita jalan. Dengan suara menderu-deru. Seperti lomba balapan, semua sepeda motor dipacu untuk bergerak segera. Dari arah melintang rupanya polisi salah koordinasi. Harusnya distop karena dari arah saya berjalan tetap di suruh jalan juga. Waduh...bakalan tawuran nih diperempatan.

Perkiraaan saya benar. Seperti adu demonstrasi. Yang sisi dari arah Indosat maju, yang dari rlah melintangnya juga maju kedepan. Di tengah perempatan itu semua pada klakson rame rame. Kacau.  Seperti traffic data yang congestion saling tabrak.

Ada yang mulai emosi, ada yang tenang memberhentikan kendaraannya, namun ada yang melipir mencari sela sela jalan yang kosong. Polisi yang disisi sebrang perempatan cuma geleng geleng. Bingung juga rupanya dia.

Nah kalau sudah begini apa kata pak polisi aja deh. Yang harus jalan siapa sih harusnya. :(, memang perlu koordinasi yang bagus antara pengaturan lampu lalu intas dan kondisi riil traffic di jalan. Namun mendahulukan lajur yang satu tanpa berkoordinasi dengan lajur yang lainnya tentunya akan menjadi situasi tambah kacau.

Terlihat jelas sudah tidak berdaya mengatur ribuan kendaraan yang mengalir seperti semut memenuhi lorong lorong disudut-sudut kota. Lampu lalu lintas pun tak ubahnya seperti hiasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun