Ramadhan adalah bulan yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia ini. Tak hanya karena ibadahnya semata, tapi kareana ada banyak sekali tradisi unik yang hanya ada di bulan Ramadhan. Hal ini menjadi sangat menarik untuk selalu dinanti.
Salah satu tradisi unik yang akan kita bahas adalah obrog yakni tradisi membangunkan sahur warga di setiap dusun bahkan setiap rukun warga dengan membunyikan alat musik perkusi sederhana hingga pada perkembangannya menjelma organ keliling. Yang saat ini sangat terkenal dan masih eksis di Majalengka.
Obrog telah mengalami perubahan pada alat musik nya dari masa ke masa, menurut para sepuh, dahulu obrog hanya menggunakan kentongan bambu untuk membangunkan warga untuk segera menyiapkan sahur sebagai salah satu syarat berpuasa.
Setelah itu, mulai masuk alat musik lainnya seperti bedug, gong hingga alat musik pukul lainnya. Personil obrog juga sangat beragam dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak sampai pemuda hingga para tokoh masyarakat juga ikut meramaikan tradisi obrog ini.
Hingga di tahun 2000-an ini mulai sound system dan masuk alat musik elektrik  seperti gitar listrik dan toa, tak lupa juga terdapat seorang vokalis untuk mengisi musik yang dimainkan oleh para personil obrog.
Obrog ini selalu menghiasi waktu santap sahur selama sebulan penuh, khususnya di Desa Panjalin lor, Kabupaten Majakengka ini.
Warna musik yang dibawakan oleh obrog ini cukup beragam, karena terdapat perpaduan antara budaya Sunda dan Kacirebonan karena sesuai dengan letak geografis nya yang berada di tengah tengah antara jawa dan sunda sehingga membuat dua budaya tersebut sangat kental di Majalengka. Musik pop sunda dan tarling sering sekali dimainkan oleh obrog.
Tak menutup kemungkinan juga saat ini banyak obrog yang mulai memainkan musik pop konvensional yang memberikan warna baru di budaya obrog  ini.
Waktu obrog dimulai dari malam hari jam 01.00 sampai waktu imsak tiba, obrog berkeliling ke seluruh desa pada malam hari selama bulan ramadhan.