Mohon tunggu...
Widi Bagaskara
Widi Bagaskara Mohon Tunggu... Lainnya - S1 Matematika Universitas Airlangga

Mahasiswa / Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

3 Peran Sederhana untuk Indonesia yang Lebih Baik

4 Oktober 2020   16:50 Diperbarui: 4 Oktober 2020   16:48 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi Warga Negara Indonesia merupakan kebanggaan tersendiri bagi Kita rakyat Indonesia. Bagaimana tidak, sedangkan Indonesia adalah Negara yang memiliki tanah paling subur dibandingkan dengan negara lain. Negara yang terkenal dengan banyaknya ragam kebudayaan dan bahasa, yang disatukan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti 'berbeda-beda tetapi tetap satu jua'. 

Dari rasa bangga tersebut, Kita pasti berpikir bagaimana cara membalas budi kepada Negeri ini. Pasti ada yang mengeluhkan, "Saya kecil" atau "Saya lemah" atau "Saya tidak punya apa-apa" atau "Saya hanya orang biasa" dan lain-lain. Jangan khawatirkan hal itu karena di sini Kita akan membahas beberapa peran yang bisa dilakukan siapa saja untuk membantu Indonesia ini menjadi lebih baik.

Peran pertama yang harus Kita lakukan adalah jangan menjadi orang yang buruk. Kunci dari peran ini adalah 'berbuat baiklah atau diam'. Maksudnya adalah jika Kita masih belum bisa dan terbiasa melakukan kebaikan apalagi menebarkannya maka paling tidak janganlah memperkeruh keadaan dengan keburukan yang Kita lakukan. Jangan sampai, kerja keras dan keikhlasan orang lain, Kita hancurkan hanya dengan berbuat satu keburukan. 

Perlu Kita ketahui bersama bahwa keburukan berbeda dari kesalahan. Logikanya, tidak semua orang buruk, tetapi semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Dalam arti lain, kesalahan merupakan perbuatan salah yang tidak disengaja, sedangkan keburukan adalah perbuatan salah yang disengaja. 

Mungkin Kamu bertanya, mengapa ini merupakan peran pertama yang harus Kita lakukan? Jawabannya adalah karena inilah akar permasalahan yang akan menyebabkan terhambatnya kebaikan. Kita harus menghindari perbuatan sia-sia sebisa mungkin. Jangan sampai kebaikan yang telah Kita tunaikan luntur hanya karena satu kesalahan, baik itu disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, peran inilah yang paling diutamakan sehingga menunjang dan memudahkan terwujudnya peran-peran selanjutnya.

Jika Kamu sudah bisa melakukan peran pertama maka peran kedua bukanlah suatu hal yang sulit, yaitu jadilah orang yang baik. Pada peran pertama cukuplah Kita untuk tidak menjadi siapa-siapa dan tidak melakukan apa-apa, tidak berbuat buruk bahkan tidak berbuat baik, meskipun sebenarnya peran tersebut memiliki maksud yang baik, yakni 'tidak melakukan apa pun untuk kebaikan diri Kita sendiri maupun orang lain'. 

Dari sinilah awal Kita memahami apa yang tidak musti dilakukan dan menggantinya dengan kebaikan. Menjadi orang baik cukup dengan rutin melakukan kebaikan dan menjadi contoh yang baik bagi sesama sehingga mereka sedikit demi sedikit akan melakukan kebaikan seperti yang Kita contohkan secara tidak sengaja.

Peran terakhir yang bisa Kamu lakukan adalah jadilah penebar kebaikan. Ini adalah peran yang paling sulit untuk Kita lakukan sehingga diletakkan di posisi terakhir. Mengapa paling sulit? Karena untuk melakukannya Kita pasti membutuhkan pengorbanan. Tidak hanya itu, Kita juga harus memiliki bekal yang memadai, baik itu ilmu maupun kebaikan yang telah Kita lakukan. 

Pertanyaannya adalah bagaimana Kita ingin menjadi penebar kebaikan jika Kita saja tidak pernah berbuat baik? Bagaimana Kita ingin menjadi penebar kebaikan jika membedakan antara yang baik dan buruk pun Kita tidak bisa? Oleh karena itulah peran pertama dan kedua sangat penting untuk mewujudkan peran ketiga.

Bagaimana, sederhana bukan? Untuk memulainya marilah Kita mulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang!

(Penulis : Widi Bagaskara -- penerima Beasiswa Sarjana Muamalat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun