Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, terus berkembang sesuai dengan pengalaman siswa. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan, akan semakin kaya dan luas pengetahuan yang mereka miliki. Namun kadang kala, apa yang diperoleh siswa tidak akan bertahan lama apabila tidak diberi stimulus untuk selalu menerapkan pengalaman-pengalaman yang telah mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, setiap aktivitas pembelajaran, perlu dimonitor, diberi komentar, kritik, dan catatan untuk terus mengembangkan kemampuan yang dimiliki menuju arah yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan suatu cara yang sering kita sebut evaluasi.
Evaluasi adalah suatu proses, evaluasi bukan hanya hasil atau produk, akan tetapi suatu rangkaian kegiatan, sehingga cakupan evaluasi dalam pembelajaran pun cukup luas, mulai dari proses untuk mengetahui kebutuhan siswa hingga menentukan perkembangan yang telah dicapai siswa. Evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Maksudnya, evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.
Dalam keseharian, masih banyak orang yang menyebutkan istilah evaluasi sama dengan pengukuran, penilaian. Sekilas mungkin dapat dikatakan mirip, tapi jika kita kaji lebih dalam, evaluasi memiliki arti lebih luas ketimbang beberapa istilah lainnya. Karena pengambilan keputusan berupa evaluasi harus didahului dari pengumpulan data (pengukuran) yang selanjutnya dilakukan interpretasi (penilaian) yang pada akhirnya dilakukan evaluasi.
Dalam pembelajaran, evaluasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Melalui kegiatan evaluasi dapat memberikan informasi tentang perkembangan siswa serta kinerja guru. Evaluasi bukanlah sesuatu yang patut ditakuti, karena sebenarnya evaluasi adalah kebutuhan, sebab dengan evaluasi, kita dapat mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
Dilihat dari fungsinya, evaluasi berhubungan dengan dua fungsi, yakni sumatif, dimana evaluasi digunakan untuk melihat keberhasilan/pencapaian tujuan suatu program sehingga evaluasi sumatif biasanya dilakukan di akhir kegiatan. Serta formatif, dimana evaluasi digunakan untuk melihat kemajuan siswa dilakukan selama kegiatan berlangsung, maka evaluasi dapat berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Dilihat dari jenisnya, evaluasi dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Tes merupakan teknik evaluasi yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian suatu hasil belajar tertentu, dan pengolahannya secara kuantutatif yang hasilnya berbentuk angka (nilai). Proses pelaksanaan tes pun dapat dilakukan secara sumatif setelah berakhir suatu pokok bahasan tertentu atau pada tengah atau akhir semester. Dan secara formatif yang dilakukan setelah selesai proses belajar yang digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan proses belajar selanjutnya yang dilakukan oleh guru. Sedangkan evaluasi non tes biasanya digunakan untuk menilai aspek afektif (tingkah laku) termasuk sikap, minat, dan motivasi. Pelaksanaan evaluasi non tes dapat dilaksanakan ketika kegiatan berlangsung melalui observasi, wawancara, studi kasus maupun skala penilaian.
Agar tujuan dari proses evaluasi dapat tercapai, maka dalam pelaksanaannya, evaluasi hendakya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas apa yang harus dievaluasi, materi yang akan dievaluasi, alat evaluasi dan interpretasi hasil evaluasi. Evaluasi harus menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. Agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat (instrumen) dan sifatnya komprehensif, dan diikuti dengan tindak lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H