Karena hal tersebut para pelaku usaha tentunya juga mengalami hal yang tidak mudah terutama yang memang produknya dituntut untuk di eskpor ke-3 negara tersebut, disatu sisi adanya pelemahan demand dari global namun disisi lain harga bahan baku meningkat. Karena hal tersebut pemerintah diharapkan ikut andil. Saat ini pemerintah dinilai sudah bagus, yaitu berhasil mengendalikan inflasi baik itu disisi produsen maupun konsumen.Â
Diharapkan juga menjaga iklim ekonomi dan bisnis domestik tetap stabil dan kondusif sehingga aktivitas produksi dalam negeri berjalan optimal. Serta yang lebih penting melakukan perluasan pasar ekspor untuk komoditas keunggulan RI, seperti CPO, batu bara, dan produk hasil manufaktur yang lain.
Bagi pelaku usaha, mereka harus survive. Untuk melakukan survive yang harus dilakukan adalah mempertahankan cash flow. Apabila perusahaan tersebut masih memiliki cash flow masih tidak terlubangi oleh kewajiban-kewajiban, perusahaan tersebut masih bisa bertahan. Dan itu implikasinya pasti adanya efisiensi di perusahaan yaitu dalam sektor padat karya bisa berupa pengurangan jam kerja, PHK itu menjadi konsekuensi logis dari sebuah proses. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga cash flow agar tidak terganggu agar tidak menimbulkan dampak-dampak yang lebih besar lagi.
Dengan mempertahankan pasar juga menjadi langkah perusahaan untuk survive dan tetap membangun loyalitas supaya hubungan tersebut tidak putus. Memang perlu adanya diversifikasi pasar maupun produk, namun hal tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan. Contohnya pemindahan pasar yang tadinya ke Eropa kemudian berpindah ke Amerika ataupun ke daerah Timur tengah. Diversifikasi ini memang hukumnya wajib akan tetapi tidak bisa melakukannya secara tiba-tiba oleh karena itu perlu adanya hubungan pemerintah untuk bisa membuka akses kepada pasar-pasar yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H