Mohon tunggu...
Widia Wahyuni
Widia Wahyuni Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 005 Samarinda Ilir Kalimantan Timur

Penulis cerpen, dongeng dan puisi, Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Materi Budaya Positif Modul 1.4

20 Desember 2022   14:35 Diperbarui: 20 Desember 2022   14:37 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Merefleksikan pembelajaran kali ini tentang budaya positif membuat saya pribadi merasa jauh dari sempurna sebagai seorang guru, melalui modul ini saya menjadi mengerti bahwa budaya positif yang dibangun di atas kesungguhan adalah sangat penting bagi kebiasaan-kebiasaan yang kelak akan menjadi karakter diri.

Dan salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkaran positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik yang akan tumbuh menjadi karakter baik warga sekolah.

Jika bicara budaya positif maka akan tidak jauh dari disiplin positif yang akan kita terapkan kepada murid yaitu bagaimana seorang guru menghadapi murid yang berbuat kesalahan tanpa memberi hukuman yang menjadikan murid merasa tidak dihargai. Kit tahu bahwa kata disiplin identik dengan tata tertib, aturan, kepatuhan serta hukuman, namun hal tersebut seharusnya menjadi jalan terakhir dilakukan.

Untuk menciptakan murid yang merdeka syarat utamanya adalah memiliki disiplin yang kuat dari dalam diri mereka sendiri atau disebut motivasi internal, jika tidak memiliki motivasi internal maka seseorang atau murid tersebut memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkaan kita atau murid tersebut atau disebut dengan motivasi eksternal.

Hal ini selaras dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara bahwa murid yang merdeka memerlukan kedisiplinan diri.

Sebagai seorang pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berprilaku dengan megacu pada nilai-nilai kebajikan universal serta memiliki motivasi intrinsik dan ektrinsik. Dengan memiliki kedisiplinan diri maka seseorang akan mampu mengontrol diri dan menentukan sikap yang mengacu pada nilai yang diyakininya. Disiplin yang muncul dari diri sendiri akan membuat seseorang mampu menggali potensinya untuk tujuan yang bermakna.

Untuk itu membuat keyakinan kelas yang disepakati bersama sangatlah penting, apa itu keyakinan kelas? Keyakinan kelas sangat berbeda dari peraturan kelas, keyakinan kelas lebih kepada murid yang mengidekan semua tindakan-tindakan yang disepakati agar tercipta suasana kelas yang kondusif sesuai dengan keyakinan kelas yang disepakati misalnya, selalu bersabar dalam segala hal, jujur, bertanggung jawab, disiplin dan tepat waktu dan lain-lain.

Setiap tindakan pasti memiliki tujuan, hal ini berlaku juga bagi murid yang berbuat salah pasti mereka pun memiliki tujuan, kita tahu bahwa ada 5 kebutuhan dasar yang nantinya akan terhubung dengan tujuan dari suatu tindakan yang diambil, yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup, kebebasan, kesenangan, ingin dicintai serta aktualisasi diri.

Seorang guru akan mengetahui tujuan murid berbuat kesalahan dengan melakukan segitiga restitusi. Segitiga restitusi merupakan cara memperbaiki diri untuk mewujudkan disiplin diri. Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya sehingga karakter mereka lebih kuat ketika kembali pada kelompoknya. Restitusi memberikan penawaran bukan paksaan dengan cara memberi hukuman.

Tiga langkah restitusi yaitu

  • Menstabilkan identitas
  • Validasi tindakan yang salah
  • Menanyakan keyakinan.

Ada hal-hal yang menarik menurut saya ketika saya merestitusi murid yaitu murid merasa bingung dengan kata keyakinan, karena selama ini kata keyakinan identik dengan agama yang dianut, namun saya jelaskan kembali keyakinan di sini yang dimaksud adalah beberapa keyakinan-keyakinan yang akan di terapkan di kelas nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun