Penulis : Widiastuti Sunarto Putri, Manzilah Mukarimah, Wanda Surya Kusuma
- Apa Itu Bisnis Aggregator?
Model bisnis aggregator fintech didasarkan pada konsep menggabungkan dan mengintegrasikan layanan keuangan terdesentralisasi yang ditawarkan oleh berbagai penyedia ke dalam satu platform yang dapat diakses  pengguna. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengakses dan mengelola berbagai aspek keuangan mereka dari satu aplikasi atau platform, sehingga mengurangi kompleksitas dan meningkatkan kenyamanan.
Perkembangan perusahaan teknologi di bidang keuangan khususnya financial technology telah menjadi layanan keuangan yang memberikan pembiayaan modal yang nyaman, aman dan  kompetitif. Ketentuan mengenai pinjam meminjam uang berbasis teknologi finansial telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Peraturan Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Pelayanan Pinjam Meminjam Uang dan Pencairan Uang Berbasis Teknologi Informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberian pinjaman modal perusahaan terhadap UMKM yang dilakukan perusahaan financial technology peer-to-peer lending (P2P) dan penerapan pelaporan keuangan berbasis SAK EMKM.
Model bisnis agregator adalah model bisnis fintech yang memungkinkan pengguna mengakses berbagai layanan keuangan dari berbagai penyedia dalam satu platform. Model ini telah memudahkan pengguna untuk membandingkan dan memilih layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, model ini juga dapat memberikan nilai tambah melalui agregasi data dan analisis. Namun, model bisnis agregator juga menghadirkan sejumlah tantangan, seperti isu regulasi, privasi data, dan risiko keamanan. Secara keseluruhan, model bisnis agregator memiliki potensi untuk mengubah cara kita mengakses layanan keuangan.
- Apa Itu Agregator keuangan?
Agregator keuangan adalah perantara independen yang mengumpulkan, menyaring, dan membandingkan informasi produk dan layanan keuangan dari berbagai sumber, termasuk situs web dan aplikasi. Mereka mempromosikan inklusi keuangan dan literasi dengan mendistribusikan digital produk dan layanan keuangan, memanfaatkan platform yang mudah digunakan. Tujuannya adalah meningkatkan akses, ketersediaan, dan jangkauan layanan keuangan di Indonesia.
- Cara Kerja Model AgregatorÂ
Untuk mendirikan bisnis agregator, pendiri perlu mencari kemitraan dengan penyedia layanan. Mereka meyakinkan penyedia layanan bahwa bisa membantu meningkatkan pemasaran dan pelanggan. Setelah sepakat, dibuatlah perjanjian kemitraan. Agar lebih efisien, beberapa penyedia layanan diharuskan mendaftar terlebih dahulu sebelum menawarkan layanannya kepada pelanggan.
Pendiri juga harus membangun sistem komunikasi untuk memudahkan interaksi antara penyedia layanan dan pelanggan serta memantau perkembangannya. Setelah pelanggan memesan, seluruh proses layanan diatur melalui sistem komunikasi agregator. Setelah pelanggan melakukan pembayaran setelah memanfaatkan layanan, uangnya masuk ke agregator Agregator memotong sejumlah tertentu sebagai komisi dan membayar sisanya kepada penyedia layanan. Agregator umumnya tidak segera membayar uang tersebut kepada penyedia layanan. Sebaliknya, mereka menyimpan uangnya untuk beberapa waktu dan membayar penyedia layanan pada interval waktu tertentu
- Key Player Bisnis Agregator
Pelanggan penyedia layanan. Agregator menciptakan nilai bagi pelanggan ini karena mereka berkomitmen untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi dengan harga pantas.Pelanggan dapat mengakses penawaran harga yang kompetitif dari berbagai pemasok hanya dengan  satu sentuhan tombol. Plus, ia hadir dengan jaminan kualitas bermerek. Selain itu, mekanisme penyelesaian keluhan tersedia jika layanan yang diberikan tidak memenuhi kualitas yang diharapkan.
penyedia layanan. Agregator memberikan nilai kepada penyedia layanan dengan memasarkan atas nama mereka. Agregator memungkinkan perusahaan untuk fokus pada eksekusi sambil melakukan outsourcing fungsi pemasaran. Selain itu, agregator dapat mencapai skala ekonomi. Upaya periklanan dan pemasaran mereka begitu luas sehingga menarik banyak pelanggan. Penyedia layanan dapat berkembang dengan mendapatkan akses ke pelanggan tersebut dan  memberikan layanan berkualitas.
Contoh Bisnis AgregatorÂ
Contoh fintech aggregator di Indonesia saat ini diketahui seperti Cekaja.com, Cermati, Lifepal, BandinAja dan sebagainya. Berdasarkan data OJK per 31 Desember 2020, ada 36 perusahaan fintech aggregator yang beroperasi di Indonesia dan jumlah perusahaan fintech aggregator itu terus bertambah dari waktu ke waktu.