Mohon tunggu...
widiarso yuliastono
widiarso yuliastono Mohon Tunggu... -

Telahir dengan hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

“Tendangan Si Madun” dengan Logika Sepak Bola yang Benar

7 April 2012   05:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:56 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam 20.00 Wib anak laki saya yang kelas 2 SD buru-buru menutup bukunya dan berlari untuk menyalakan tv langsung menuju chanel tv nasional yang menayangkan sinetron yang berjudul “Tendangan Si Madun”. Mau tidak mau sebagai bapak yang baik saya harus tahu cerita apa yang disampaikan dalam cerita “Tendangan Si Madun”. Penokohan si madun dan kelompoknya yang diceritakan anak yang alim dan berbakat sepak bola sangat menarik dan sangat cocok untuk ditayangkan walau pada jam-jam belajar. Hanya sayang dalam mengemas cerita terlalu jauh dari logika sepak bola. Anak-anak disuguhi dengan fantasi khayalan persepakbolaan. Walupun itu hanya sekedar bumbu. Akan tetapi alur cerita dari konflik antara Si Madun dan kelompok lain selalu dibawa dalam lapangan sepak bola. Keanehan-keanehanpun terus dikembangkan dalam permainan sepak bola dengan cara menendang bak pendekar kungfu, berjumpalitan hanya untuk menangkap bola atau terlempar karena terkena kerasnya tendangan bola. Dan yang luar biasa soundtracknya adalah lagu-lagu penyemangat sepak boala tanah air. Di dalam lapangan terlihat begitu kentaranya konflik yang disuguhkan, hingga harus meluncurkan tendangan macan atau semacamnya yang tidak ada dalam tekhnik tendangan bola di alam nyata.

Ternyata demam Si Madunpun terbawa di lapangan sepakbola usia dini, saya mencoba memperhatikan anak saya bersasama teman-temannya dalam bermain sepak bola mereka memperagakan tendangan-tendangan yang mereka lihat di televisi. Bak pendekar mereka melakukan takling dan berusaha menendang bola dengan jumpalitan walau tidak seperti yang ada di tv. Alkan tetapi mereka berusaha belajar seperti yang ada di televisi. Saya mencoba melihat lebih jelas lagi bagaimana “Tendangan Si Madun” sangat berpengaruh pada mental dan perilaku pada anak-anak binaan Sekolah Sepak Bola (SSB) usia dini, di kesempatan itu saya memperhatikan anak asuhan Mustangin pelatih SSB Bogownoto Kabupaten Purworejo yang mempunyai tempat latihan di alun-alun besar Purworejo dan mempunyai siswa yang dikelompokan dari beberapa kelompok umur. Mustangin menuturkan untuk kelompok di bawah umur 12 tahun saat ini dengan adanya Si Madun sangat merepotkan program latihan yang diberikan. Teknik tendangan yang diajarkan akhirnya berubah total saat dipertandingkan. Banyak anak yang lebih suka menendang dengan gaya kungfu ala Si Midun daripada menenddang bola dengan benar sesuai teknik menendang yang di ajarkan pelatih. Selain itu sinetron Si Midun membawa perilaku siswa lebih agresif dan mencari bibit-bibit konflik antar kelompok. Menurutnya di dalam membendung perilaku bekerjasama dengan wali siswa untuk mendampingi bila siswa menonton Si Madun. Akan tetapi Mustangin lebih suka bila siswanya tidak menonton. Sekecil apapun tontonan itu sangat berpengaruh bagi siswa apalagi siswanya adalah kelompok umur di bawah 12 tahun yang masih perlu diberi dasar-dasar sepak bola yang benar karena berpengaruh untuk masa yang akan datang. Terhadap sinetron tendangan Si Madun, Mustangin tida bisa berbuat apa-apa hanya berharap kepada wali siswa dengan mendampingi anak-anak mereka bisa menyerap segi positifnya seperti tekad Si Madun dalam menyalurkan bakatnya akan tetapi tidak meninggalkan syariat agama dan juga sisi-sisi baik dalam berkawan dan hormat pada orang tua. Akan tetapi Mustangin sangat menyayangkan semua yang berkaitan dengan sepak bola karena semuanya tidak berlogika.

Akhirnya kita akan sadar apabila kita tida berupaya mendampingi buah hati kita di dalam mencari hiburan atau pengetahuan lewat televisi akan berdampak tidak baik bagi perkembangan mentalnya. Si Madun membawa demam sepak bola akan tetapi demam sepak bola ala kungfu. Akankah wajah sepak bola negeri ini akan di bawa seperti sepak bola ala Si Madun. Mari kita bina anak-anak kita untuk memahami sepak bola yang benar, penuh etika dan estetika serta prestasi demi kebanggaan Negeri kita INDONESIA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun