Mohon tunggu...
Widia Puspita Sari
Widia Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Petani Singkong Keluhkan Pupuk yang Susah Didapat

18 Maret 2023   23:17 Diperbarui: 18 Maret 2023   23:31 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertumbuhan tidak merata pada pohon singkong akibat pupuk yang langka, Kabupaten Lampung Timur

Petani singkong di Kabupaten Lampung Timur, Lampung mengeluhkan kelangkaan pupuk yang setiap tahun nya mengalami kelangkaan mahalnya pupuk non-bersubsidi atau pun bersubsidi mengakibatkan kalangan petani mengalami kesulitan. Padahal kebutuhan pupuk terus meningkat. Keluhan tentang kelangkaan pupuk bersubisidi dan mahalnya pupuk non-bersubsidi di ungkapkan petani singkong di Desa Gunung Pasir jaya, Kecamatan Sekampung Udik , Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Sabtu (18/3/2023).

Menurut para petani singkong di desa tersebut, kelangkaan pupuk bersubsidi jenis urea dan pohnska sudah menjadi permasalahan para petani dari tahun ke tahun. Selain itu, untuk mendapatkan pupuk subsidi, saat ini terlalu banyak persyaratan untuk mendapatkan pupuk subsidi seperti harus pakai kartu khusus dari pemerintah atau Gapoktan.

Sutamso (57) salah seorang petani singkong di Desa Gunung Pasir Jaya mengatakan, dengan menggunakan pupuk non-subsidi, biaya sarana prasarana produksi yang dikeluarkan para petani bertambah, sehingga keuntung para petani berkurang disaat panen singkong. Dan saat ini, harga singkong mengalami penurunan hingga 80%.

Menurut petani sutamso (56) untuk saat ini harga pupuk subsidi jenis pohnska dan harga pupuk jenis urea Rp 140.000 per sak (50 kg). Sedangkan untuk harga pupuk non-subsidi yakni Rp 240.000 per sak (50 kg) untuk pupuk jenis pohnska dan untuk pupuk jenis urea.

Selain pupuk mengalami kenaikan harga, ditambah kelangkaan pupuk jenis urea. Petani singkong juga membutuhkan obat-obatan pertanian yang harganya juga mahal, seperti obat semprot untuk membasmi hama dan rumput. Harga obat semprot di pasaran berkisar Rp 80.000 sd 100.000

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun