Mohon tunggu...
Widia Oktaviani
Widia Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mataram

Hobi saya membaca buku khususnya buku fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Deskriptif Penggunaan Media Pembelajaran Monopoli ASEAN pada Mata Pelajaran IPS Kelas 6 SD Negeri 30 Ampenan

25 Juni 2024   19:29 Diperbarui: 28 Juni 2024   21:44 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tingkat sekolah dasar, pendidikan sangat penting untuk menanamkan dasar-dasar pengetahuan dan sikap belajar yang positif pada anak-anak. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman siswa tentang realitas sosial, politik, ekonomi, dan budaya di sekitarnya (Fitri, et al., 2023). IPS adalah mata pelajaran yang terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial yang berisi konsep-konsep dasar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus merencanakan pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa agar mereka dapat memahami materi yang dipelajari dan bersemangat dalam proses belajar mengajar di kelas (Utari, 2019). Untuk itu, diperlukan inovasi dalam metode pengajaran dan penggunaan berbagai media pembelajaran yang dapat memfasilitasi pemahaman siswa secara lebih mendalam. 

Media pembelajaran yang menggabungkan unsur bermain adalah inovasi yang dapat diterapkan di jenjang pendidikan SD untuk mencapai pembelajaran yang memberikan umpan balik positif, antusiasme, kecerdasan, serta kesenangan. Pembelajaran berbasis permainan menggunakan prinsip-prinsip permainan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan melibatkan siswa sehingga mereka dapat belajar secara alami dan mengembangkan karakter seperti kolaborasi, kejujuran, dan disiplin (Rahaju serta Hartono, 2017). Selain itu, pendekatan ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan membuat mereka lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam konteks pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas 6 SD Negeri 30 Ampenan, media pembelajaran monopoli ASEAN telah diimplementasikan sebagai salah satu alat bantu belajar. Temuan penelitian ini mencerminkan dampak positif penggunaan media monopoli ASEAN dalam pembelajaran IPS di kelas 6 SD Negeri 30 Ampenan. Temuan tersebut berkaitan dengan pemahaman siswa, keterlibatan mereka dalam kegiatan belajar, hingga pengembangan keterampilan sosial. Siswa dapat mengenali dengan baik nama-nama negara anggota ASEAN, bendera, ibu kota, dan mata uangnya. Penggunaan permainan ini tidak hanya membantu siswa mengingat informasi, tetapi juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas, seperti membandingkan kehidupan sehari-hari di negara-negara ASEAN.

Dalam proses pembelajaran, penggunaan Monopoli ASEAN dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Sebelum memulai permainan, siswa akan terlebih dahulu belajar mengenai negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, bentuk bendera, Ibu Kota, serta mata uang negara-negara ASEAN. Ketika permainan dimulai siswa akan secara bergiliran maju kedepan untuk melempar dadu dan menyebutkan nama negara asean, ibu kota, serta mata uang sesuai dengan bentuk bendera tempat mereka berhenti dan saat siswa salah maka poin kelompok mereka akan dikurangi. Maka, hal ini membuat anggota kelompok lainnya lebih giat untuk belajar sehingga pengurangan poin tidak terulang.

Permainan ini terus berlanjut sampai setiap orang dikelompok tersebut memasuki giliran ketiganya. Dengan begitu, siswa terus belajar secara berulang sehingga mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam. Siswa juga saling berbagi pengetahuannya dengan teman sekelompoknya sehingga setiap siswa dikelompok juga memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam dari informasi yang dibagikan oleh teman sekelompoknya. Maka dalam hal ini, media pembelajaran monopoli ASEAN mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap berbagai konsep yang terkait dengan negara-negara ASEAN. Siswa dapat mengenali dengan baik nama-nama negara anggota ASEAN, bendera, ibu kota, dan mata uangnya. Penggunaan permainan ini tidak hanya membantu siswa mengingat informasi, tetapi juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas, seperti membandingkan kehidupan sehari-hari di negara-negara ASEAN.

Pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan siswa yang terlibat aktif dalam permainan. Siswa memperlihatkan antusisme yang tinggi saat belajar tentang negara-negara ASEAN. Hal tersebut terlihat pada sebelum dimulainya permainan menggunakan media pembelajaran monopoli, siswa diberikan kesempatan untuk terlebih dahulu belajar tentang negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, bentuk bendera, Ibu Kota, serta mata uang negara-negara ASEAN. Siswa memperlihatkan semangat yang tinggi dalam mempelajari hal-hal tersebut. Berbeda dengan sebelum digunakannya media pembelajaran ini, dimana siswa menunjukkan ketidakminatan dalam mempelajari negara-negara ASEAN.

Selain itu, permainan Monopoli ASEAN ini dimainkan secara berkelompok, di mana siswa dibagi ke dalam empat kelompok sesuai dengan deretan tempat duduk mereka. Pembagian kelompok ini bertujuan untuk memaksimalkan interaksi dan kerja sama antara siswa dalam setiap kelompok. Siswa bekerja sama dengan kelompoknya masing-masing untuk mencoba memenangkan permainan dengan pengetahuan dari hasil belajar yang mereka miliki. Dalam proses ini, siswa belajar berdiskusi, berkolaborasi, dan memecahkan masalah bersama. Keterlibatan ini tidak hanya mencakup aspek akademis, tetapi juga membentuk karakter sosial siswa. Mereka mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kejujuran, dan kedisiplinan dalam mengikuti aturan permainan.

Penggunaan Monopoli ASEAN di Kelas 6 SD Negeri 30 Ampenan
Penggunaan Monopoli ASEAN di Kelas 6 SD Negeri 30 Ampenan

Dalam pengembangan keterampilan sosial, siswa belajar berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik melalui berbagai aktivitas dalam permainan. Mereka berbagi pengetahuan dan pemahaman mereka tentang negara-negara ASEAN, mendiskusikan informasi penting seperti bendera, ibu kota, dan mata uang. Selain itu, siswa juga terlibat dalam diskusi strategi permainan, seperti menentukan siapa yang akan maju terlebih dahulu dalam giliran permainan. Pemilihan ini biasanya berdasarkan siapa yang memiliki pengetahuan yang cukup, sehingga teman-teman lain yang mungkin belum memiliki pengetahuan yang cukup bisa belajar lebih lama dan lebih mendalam. Proses ini tidak hanya meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam tim, tetapi juga mengajarkan mereka untuk lebih menghargai pendapat orang lain.

Selama permainan berlangsung, siswa diajarkan pentingnya mendengarkan dan mempertimbangkan ide-ide dari rekan-rekan mereka. Mereka belajar untuk mengelola konflik secara konstruktif, mencari solusi bersama saat terjadi perbedaan pendapat atau ketidaksepakatan dalam kelompok. Aktivitas ini membantu mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, seperti menyampaikan ide dengan jelas dan mendengarkan secara aktif. Lebih dari itu, permainan ini juga mendorong sikap saling menghormati dan kejujuran, karena setiap anggota tim harus mematuhi aturan yang telah disepakati bersama. Secara keseluruhan, pengalaman ini memperkuat kemampuan sosial siswa, mempersiapkan mereka untuk berinteraksi secara positif dan produktif dalam berbagai situasi kehidupan nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun