Pembelajaran Masa Kini (Sebuah Refleksi Diri)
Relevansi Gagasan Pemikiran Ki Hajar Dewantara denganÂOleh: Widiani Trisnaningsih*
Konsep Dasar Pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang sejak 1923 menjadi Ki Hajar Dewantara, adalah bangsawan Jawa, aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia,guru bangsa, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Beliau mendirikan lemabaga Perguruan Taman Siswa, yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Pada tahun 1959 atas jasa-jasanya dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, Ki Hadjar Dewantara dianugerahi gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional oleh Presiden Soekarno. tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia. Â (Wikipedia,
Konsep dasar Pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara adalah pendapatnya bahwa Pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Siswa harus Merdeka dalam proses belajarnya.
"Konsep merdeka menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari hal itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya" (DitSMP, Kemdikbud, 2022).
Merdeka dalam hal ini bukanlah mutlak bahwa siswa diberikan kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan. Namun, Pendidikan yang dilaksanakan harus mampu mengembangkan potensi, minat, bakat, gaya belajar, serta kebutuhan siswa sehingga tercipta olah rasa, karsa, dan pikiran yang seimbang dan muara akhirnya adalah siswa dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan hidup.
Gagasan Ki Hadjar Dewantara dalam Konsep Merdeka Belajar
Gagasan Ki Hajar Dewantara meskipun telah dikemukakan sejak jaman kolonial, masih relevan hingga saai ini. Gagasan tersebut sejalan dengan konsep Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang menekankan bahwa siswa adalah subjek utama pembelajaran, sementara peranan guru bergeser dari satu-satunya sumber belajar menjadi fasilitator. Guru bertugas menuntut siswa untuk dapat belajar dan memperoleh pengetahuan dengan cara terbaiknya masing-masing.
Hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi, yakni Pembelajaran adalah teknik instruksional atau pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebutuhan tersebut dapat berupa pengetahuan yang ada, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata Pelajaran.
Salah satu tujuan Pendidikan Guru Penggerak adalah bisa menciptakan guru-guru yang mampu menjadi pemimpin pembelajaran diferensiasi, baik diferensiasi konsep, proses, mau pun hasil. Dengan pembelajaran berdiferensiasi ini, kebutuhan personal siswa akan terlayani dengan baik sehingga diharapkan tujuan belajar mereka akan dapat tercapai.
Â
Sebuah Ilustrasi Penerapan Pemikiran Gagasan Ki Hadjar Dewantara di Kelas
Penerapan gagasan KHD dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dengan melalui beberapa langkah atau metode, diantaranya: 1) Membuat kesepakatan kelas; 2) Melakukan asesmen di awal pembelajaran; 3) Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa; 4) Melaksanakan pembelajaran konstekstual; 5) Melakukan refleksi pembelajaran.
Penerapan pertama yaitu membuat kesepakatan kelas, merupakan Langkah awal untuk membuat beberapa kesepakatan Bersama antara guru dengan siswa dan siswa. Dalam hal ini guru dan siswa Bersama-sama menyampaikan aturan-aturan kelas yang diinginkan. Aturan-aturan tersebut lalu dicatat dan disahkan sebagai peraturan kelas untuk dipedomani Bersama.
Kedua, untuk menerapkan gagasan KHD dalam pembelajaran, guru perlu melakukan asesmen di awal pembelajaran. Asesmen diagnostik di awal pembelajaran ini diperlukan untuk mengidentifikasi karakteristik awal peserta didik sehingga guru dapat mengambil Langkah yang tepat dalam merencanakan pembelajaran. Asesmen diagnostic dapat dilakukan dengan metode wawancara. kuisioner, tanya jawab, pre-tes dan sebagainya.
Gagasan KHD selanjutnya dapat dituangkan dalam pembelajaran dengan melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa. Hal ini tentu saja bermuara pada pemikiran KHD bahwa guru harus menghamba pada siswa. Maksudnya, guru harus bisa merencanakan pembelajaran yang benar-benar menjadikan siswa sebagai pusat dari aktifitas pembelajaran atau menjadi sumbek belajar. Siswa harus berperan aktif, sedangkan guru hanya fasilitator belajar bagi siswanya. Suasana kelas juga harus interaktif dan menyenangkan.
Penerapan selanjutnya dari gagasan pemikiran KHD adalah melaksanakan pembelajaran konstekstual. Hal ini berkaitan erat dengan konsep kodrat alam dan kodrat jaman. Pembelajaran harus bisa menjawab kodrat alam yakni disesuaikan dengan lingkungan tempat tinggal siswa, kebutuhan Masyarakat, dan potensi alam apa yang akan mendukung proses belajar siswa. Hal ini bertujuan juga mempersiapkan siswa untuk dapat bertahan hidup dan menjawab tantangan yang ada di lingkungannya.
Sedangkan terkait dengan kodrat jaman, pembelajaran harus bisa menjawab tantangan jaman yang selalu dinamis. Artinya, siswa yang belajar pada masa kini, harus dipersiapkan untuk dapat bertahan dengan perubahan jaman di masa yang akan dating melalui proses-proses berpikir kritis, solutif, dan sigap menyikapi perubahan yang ada.
Langkah penerapan gagasan konsep Pendidikan menurut KHD yang terakhir adalah melakukan refleksi pembelajaran. Refleksi merupakan tahapan untuk memastikan bahwa siswa benar-benar belajar dan apakah tujuan belajar tersebut sudah tercapai atau belum.Refleski dapat dilakukan melalui berbagai Langkah diantaranya dengan tanya jawab, diskusi, post tes, memaparkan kembali apa yang telah dipelajari, menulis jurnal harian, dan sebagainya.
Â
Kesimpulan dan Saran
Gagasan KHD tentang konsep Pendidikan dan pengajaran merupakan suatu gagasan mulia yang patut dilaksanakan oleh guru dalam merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi pembelajarannya. Selain gagasan ini menempatkan siswa sebagai subjek belajar, hal ini diharapkan akan dapat mengantarkan siswa pada puncak keselamatan dan kebahagiaan.Â
Selain itu, sebagi guru tentunya juga harus mampu menerapkan konsep "trilogi Pendidikan" yakni "ing ngarso sung tuladha, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani", yaitu di depan memberi teladan, di Tengah memberikan semangat, dan dibelakang memberikan dorongan kepada siswa-siswanya. Tetap semangat, semoga kita menjadi bagian dari perubahan yang positif dan kesuksesan siswa-siswa kita.
Â
*Penulis adalah Peserta Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Kemendikbud, Tahun 2023.
Referensi:
Menilik Konsep Merdeka Belajar Menurut Ki Hajar Dewantara. Artikel. 04 Mei 2022. DirektoratSMP.
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/menilik-konsep-merdeka-belajar-menurut-ki-hajar-dewantara/
Ki Hadjar Dewantara. Ensiklopedia bebas. Diakses pada 01 September 2023. https://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara
Pembelajaran Berdiferensiasi: Antara Manfaat dan tantangannya. Artikel. BGPSumsel. https://bgpsumsel.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berdiferensiasi-antara-manfaat-dan-tantangannya/#:~:text=Pembelajaran%20berdiferensiasi%20adalah%20teknik%20instruksional,siswa%20sesuai%20dengan%20kebutuhan%20mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H