Mohon tunggu...
Widiana lestari
Widiana lestari Mohon Tunggu... Lainnya - widiananalestari'teacherAaaminnn"
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mahasiswi pend.sosiologi fis UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Jarak Jauh yang Terjadi pada Masa Pandemi Covid-19

12 November 2020   20:40 Diperbarui: 12 November 2020   20:42 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Widiana Lestari, Mahasiswi Fis UNJ 

Tahun 2019 merupakan tahun yang paling menakutkan bagi umat manusia di berbagai belahan dunia manapun. tahun ini dunia mengukir sejarah yang akan dikenag sepanjang masa oleh semua orang yang pernah merasakannya. umat manusia dikejutkan dengan adanya sebuah virus yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan Cina. dengan berjalannya waktu, virus tersebut menyebar keberbagai belahan dunia termasuk indonesia sebagai salah satu negra yang terkena pandemi covid-19. pandemi ini mengukir sejarah karena pertama kalinya umat manusia dikejurtkan dengan sebuah virus yang menyangkut nyawa manusia. seklai terkena virus ini, manusia akan berpotensi menularkan virus tersebut kepada manusia lainnya dnegan begitu cepatnya. virus ini telah memakan korban dari berbagai negara dengan jumblah yang sangat banyak. dampak yang begitu serius sangat dirasakan karena mencakup berbagai bidang. Keadaan seperti ini membuat Indonesia sama seperti Negara manapun, yaitu mengalami perubahan disemua bidang . Contohnya saja dalam bidang kesehatan, dimana Indonesia harus menyiapkan dana yang sangat begitu besar dalam mempersiapkan anggaran demi terpenuhinya hak kesehatan semua warga Negara terlebih mereka yang terkena virus covid-19.

Kekacuan dimana-mana mulai terjadi, semua kegiatan menjadi terhambat, semua pengusaha mengalami kerugian, banyak orang yang terkena PHK karena perusahaan mengurangi jumblah karyawan dengan berbagai pertimbangan dan alasan. Tidak kalah menarik, adanaya perubahan yang hanya terjadi dimasa pandemic virus covid-19 yaitu perubahan pada system pendidikan di indoneisa dan sistem pendidikan di Negara manapun yang terkena pandemi. Perubahan yang terjadi terletak pada sistem pendidikan  yang sebelumnya belajar secara konvensional dengan cara murid atau mahasiswa mendatangi sekolah atau kampus belajar bersama dengan cara bertatap muka kini harus beralih dengan cara tatap maya atau pembelajaran jarak jauh (distancing learning). Hal ini dipilih sebagai salah satu pilihan yang terbaik serta pilihan terakhir dalam menghadapi pandemi virus covid-19. Masyarakaat atau bahkan siswa-siswi yang menjalakankan pembelajaran jarak jauh banyak yang membelum mengetahai arti sebenarnya dan tujuan lebih spesifiknya mengenai apa itu pembelaajaran jarak jauh yang mengharuskan mereka menyiapkan paket internet setiap saat dan sinyal yang kuat dimanapun mereka berada demi mendapatkan sebuah pembelajaran untuk bekal dimasa depen. Ketidakpahaman akan pembelajaran jarak jauh membuat pembelajaran tidak efektif dan tidak dimaknai secara signifikan oleh mereka semua sebagai pelajar yang saat ini masih melakukan pembelajaran jarak jauh.

Beberapa orang ahli mengungkapkan pengertian pembelajaran jarak jauh, dian-taranya G. Dogmen, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby, O. Peter, M. Moore, B. Holmeberg (Aristorahadi, 2008). Menurut Dogmen ciri-ciri pembelajaran jarak jauh adalah adanya organisasi yang mengatur cara belajar mandiri, materi pembelajaran disampaikan melalui media, dan tidak ada kontak langsung antara penngajar dengan pembelajar. Mackenzie, Christensen, dan Rigby men-gatakan pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pembelajar dengan pengajar. Salah satu bentuk pendidikan jarak jauh adalah Sekolah Korespondensi. Korenspondensi merupakan metode pembelajaran menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pembelajar dengan pengajar. Karakteristiknya antara lain pembelajar dan pengajar bekerja secara terpisah, namun keduanya dipersatukan dengan korespondensi. Korespondensi diperlukan agar terjadi interaksi antara pembelajar dan pengajar. Menurut mereka karakteristik pembelajaran jarak jauh adalah pembelajar dan pengajar bekerja secara terpisah, pembelajar dan pengajar dipersatukan melalui korespondensi, dan perlu adanya interaksi antara pembelajar dan pengajar. Pendidikan jarak jauh itu merupakan bentuk pendidikan yang memberikan kesempatan kepada pembelajarnya untuk belajar secara terpisah dari pengajarnya. Namun ada kemungkinan untuk acara pertemuan antara pengajar dan pembelajar hanya dilakukan kalau ada peristiwa yang istimewa atau untuk melakukan tugas-tugas tertentu saja.

Peter memberikan batasan pembelajaran jarak jauh sebagai metode penyampaian ilmu, keterampilan, dan sikap yang dipengaruhi cara-cara mengelola suatu industri. Metode seperti itu dapat disebutkan sebagai mengindustrialisasikan cara belajar dan mengajar. Sistem pendidikan jarak jauh dikembangkan dan dikelola dengan mengadakan pembagian tugas yang jelas antara yang mengembangkan, memproduksi, mendistribusikan materi pembelajaran, dan yang mengelola keg-iatan pembelajaran. Materi pembelajaran diproduksi dalam jumlah banyak dengan menggunakan teknologi yang maju, kemudian didistribusikan kepada pengguna secara luas. Materi pembelajaran yang diproduksi dalam jumlah banyak dengan mutu yang tinggi itu memberikan kemungkinan untuk membelajarkan pembelajar dalam jumlah banyak pula pada saat yang sama di mana pun mereka berada. Peter menambahkan cirri lainnya bahwa pendidikan jarak jauh seolah-olah dike-lola seperti industri. Pendapat Peter ini ada yang mendukung, tetapi ada pula yang menolaknya. Di antara yang menolak teori industrialisasi itu adalah Baath, karena teori industrialisasi itu tidak dapat diterapkan pada pendidikan jarak jauh yang kecil, dan pendidikan jarak jauh tidak menggunakan materi pembelajaran yang diproduksi dalam jumlah besar. Karena itu pendapat Peter itu dianggap tidak dapat dimasukkan ke dalam batasan umum sistem pendidikan jarak jauh.Batasan dari Peter ini mengandung beberapa karakteristik yaitu, pertama dimanfaatkannya teknologi sebagai media yang diproduksi dalam jumlah banyak namun tetap dengan mutu yang tinggi. Kedua, pendidikan dapat diberikan secara massal. Ketiga, materi pembelajaran dirancang, dikembangkan, diproduksi, dibagikan, dan dikelola dalam kegiatan pembelajaran oleh orang yang berbeda-beda.Moore mengajukan batasan pembelajaran jarak jauh sebagai metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajar pengajar, sehingga komunikasi antara pembelajar dan pengajar harus dilakukan dengan bantuan media, seperti media cetak, elek-tronik, mekanis, dan peralatan lainnya. Batasan yang menonjol dari Moore itu adalah terpisahnya pembelajar dan pengajar dalam proses pembelajaran, dan di-gunakannya media untuk komunikasi antara pembelajar dan pengajar. Sedangkan bersama Kearsly, Moore mengatakan pembelajaran jarak jauh adalah belajar yang direncanakan di tempat lain atau di luar tempatnya mengajar. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik khusus dalam mendesain materi pembelajaran, teknik-teknik khusus pembelajaran, metodologi khusus komunikasi melalui berbagai media, dan penataan organisasi serta administrasi yang khusus pula.

sebenarnya pembelajaran jarak jauh dilakukan sebagai suatu uapaya untuk mengatasi pandemi dimana siswa dan mahasiswa agar dapat terus merasakan pendidikan tanpa harus beresiko tertular virus covid-19. pembelajaran jarak jauh sudah dilakukan sekitar delapan bulan lamanya. semua siswa dan mahasiswa merasakan kejenuhan dan rindu akan bangku sekolah dan bangku perkuliahan. pembelajaran yang sejatinya dilakukan secara konvensional dipaksakan harus menjadi online. pada pembelajaran jarak jauh yang hanya mengandalkan aplikasi internet dann video conference lainnya dirasa kurang maksiamal karena tidak adanya interaksi dan relasi yang terjalin secara intens. penyampaian materi oleh dosen ataupun guru dirasa kurang maksimal, ditambah lagi dengan sejumblah siwa dan mahasiswa yang kesulitan dalam hal mengakses sinyal. 

Teori fungsional--struktural menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain, sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. Dalam The Structure of Social Action, Parsons mengembangkan realism analitis untuk menyusun sebuah teori sosiologi. Teori dalam sosilogi haruslah menggunakan sejumlah konsep penting yang terbatas yang secara proposional mencakup aspek-aspek dunia eksternal yang objektif. Konsep-konsep itu tidaklah sama dengan gejala konkrit, akan tetapi sama dengan unsur-unsurnya yang secara analisis dapat dipisahkan dengan unsur-unsurnya yang lain (Talcott Parsos 1937: 730). Sehingga, pertama-tama teori berkaitan dengan perkembangan konsep-konsep yang merupakan abstraksi realitas empiris, sehingga menjadi unsur-unsur analisis yang sama. Pembelajaran jarak jauh struktur dalam sistem sosial tidak fungsional sehingga struktur tersebut akan menghilang dengan sendirinya. 

Referensi 

George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta:kencana, 20017),131 

Munir,2009 pembelaaran  Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi. Alfabeta Bandung 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun