Mohon tunggu...
Dionisia Natalia
Dionisia Natalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ONSHYY

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terang di Antara Gelap

1 Desember 2022   11:08 Diperbarui: 1 Desember 2022   11:14 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekitar pukul 13.00 siang saya dan teman-teman saya masih sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran IPA di kelas kita. terlihat di luar langit pun mulai menghitam dan gerimis sudah mengguyur halaman sekolah kita. Saat itu saya berada di kelas delapan disalah satu Sekolah swasta Katholik di Nusa Tenggara Timur. Meskipun cuaca pada hari itu sangat tidak bersahabat, tetapi tidak mematahkan semangat kita untuk segera menyelesaikan tugas yang diberikan , karena bel pulang sebentar lagi akan berbunyi. Sekitar pukul 14.00 siang kita semua bisa pulang karena berhasil menyelesaikan tugas tersebut.

Cerita ini saya ambil dari kisah yang dialami salah satu teman saya di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kita sebut saja namanya Riko (nama samaran), dilihat dari kesehariannya Riko merukan anak yang susah diatur. Di Sekolah dia selalu membuat masalah baik dengan guru maupun dengan teman-teman. Disekolah pun dia selalu mengganggu teman-teman lain yang sedang mengerjakan tugas ataupun yang sedang tidur, khususnya anak cewek. Hal itulah yang membuat banyak anak-anak yang tidak suka dengannya. Rasanya seperti semua jenis kenakalan anak disekolah saya ada padanya. 

Akibat dari tingkahnya yang satu ini, orang tuanya sering dipanggil ke Sekolah untuk menghadap Kepala Sekolah. Hampir semua guru di Sekolah tahu tentang Riko, dia jadi terkenal di Sekolah karena kenakalannya. Kisah itu terjadi dari kitas kelas tujuh sampai kelas delapan. Saat naik kelas sembilan, Riko kembali menjadi juara terakhir di Kelas, dia akhirnya dinaikan ke Kelas sembilan karena wali kelas saya yang sudah tidak tahan dengan kelakuannya. Yang saya perhatikan Riko mengalami kesulitan dalam hal berbahasa, mungkin karena kesehariannya selalu menggunakan bahasa daerah, sehingga pada saat berbicara bahasa Indonesia dia terdengar sangat kaku. Padahal menurut teman saya yang dulunya menurupakan teman Riko di Sekolah Dasar, Riko merupakan salah satu anak yang pintar walaupun nakal.  

Suatu ketika di kelas saya ada pelajaran Matematika, tetapi guru matematika di kelas saya berhalangan masuk, sehingga kita diberikan tugas yang harus dikerjakan dan dikumpulkan hari itu juga, sebagai pengganti nilai quiz yang seharusnya dilakukan hari itu. Dari seluruh jumlah siswa yang ada di kelas saya, hanya sebagian saja yang bisa mengerjakannya termasuk Riko, dalam pemikiran kita Riko hanya asal-asal mengerjakan agar tidak dihukum, ternyata ketika diperiksa kembali oleh guru, semua jawaban nya benar. Hal itu membuat saya, teman-teman saya bahkan guru matematika kaget, karena Riko yang terkenal nakal dan selalu bikin ulah ternyata bisa menyelesaikan soal matematika dengan sangat baik. Sedangkan selama ini jangan kan mengerjakan soal mencatat saja tidak pernah dia lakukan. 

Setiap hari ke Sekolah Riko hanya membawa tas berisikan satu pulpen dan satu buku saja. Karena dia bisa mengerjakannya banyak dari teman-teman yang meminta bantuan Riko untuk menjelaskan kembali jawaban dari soal yang sudah dia kerjakan, tetapi karena dia tidak begitu lancar berbahasa Indonesia, akhirnya banyak yang tidak paham dengan apa yang dijelaskan Riko. 

Setelah diperhatikan ternyata Riko tipe anak yang lebih suka langsung mengerjakan soal dari pada harus mendengarkan banyak materi dari guru, entah karena dia bosan atau karena hal lain, akhirnya dia lebih memilih untuk menggangu anak-anak lain yang sedang belajar. Semenjak kejadian itu, beberapa guru-guru yang mengajar di Kelas saya sedikit merubah metode pembelajaran agar tidak membosankan, mengingat kita saat itu sudah kelas sembilan, yang artinya tinggal beberapa bulan lagi akan ada ujian dan lulus. Metode belajar yang dimaksudkan disini misalnya Matematika, guru akan lebih banyak memberikan contoh latihan soal utuk siswa kerjakan, bila belum mengerti itu yang akan dijelaskan dan bila semua siswa sudah paham guru akan langsung memberika soal berikutnya. Begitu pun halnya dengan pelajaran Biologi atau mata pelajaran lain yang membutuhkan praktek, guru akan langsung memberikan media atau alat untuk dijelaskan dan memberikan kesempatan untuk siswa bertanya bisla ada yang belum dimengerti. 

   Dengan metode seperti itu Riko sedikit tenang saat di Kelas, dia terlihat lebih aktif dari sebelumnya. Dia selalu ingin mencoba untuk menyelesaikan soal ataupun arahan yang diberikan oleh guru. Untuk memperlancar bahasa Indonesianya wali Kelas saya membuat aturan di Kelas untuk tidak menggunakan bahasa daerah saat di Kelas ataupun di lingkungan sekolah, jika ada yang melanggar dia harus membersihkan kelas sendiri sepulang Sekolah. Karena Riko merupakan salah satu siswa di Kelas saya yang paling malas untuk membersihkan kelas. Akhirnya pelan-pelan dia mulai belajar untuk tidak menggunakan bahasa daerah saat dikelas ataupun diluar kelas, kecuali di luar lingkungan Sekolah. Wali kelas saya juga meminta agar kita tidak menggunakan bahasa daerah ketika berkomunikasi dengan Riko. 

   Setelah beberapa bulan akhirnya sedikit demi sedikit pengucapan bahasa Indonesia Riko semakin membaik, tidak sekaku sebelumnya. Dia sudah bisa menggabungkan kata demi kata dengan sangat baik tanpa ada bahasa daerah didalamnya. Nilainya Riko juga semakin membaik setiap harinya, tetapi sikap nakalnya sama sekali tidak bisa dirubah dia masih suka mengganggu anak-anaak lain yang sedang belajar, masih suka membuat keributan di Kelas. 

   Tibalah saat Ujian Nasional, ujian dilakukan selama 3 hari dan berakhir dengan baik. Karena saat pengumuman kelulusan saya sedang sakit, jadi saya tidak bisa hadir dan diwakili oleh mama saya. Ternyata Riko masuk 5 besar dalam Ujian Nasional, karena nilainya yang bagus. Itu merupakan suatu kebanggan bagi Riko sendiri dan juga bagi guru-guru yang mengajar di Kelas saya, serta wali kelas saya yang selalu membantu Riko, saya sebagai teman kelas juga merasa bangga, dimana Riko yang selama ini di cap sebagai anak paling nakal di Sekolah bisa mendapkan peringkat 5 besar dalam Ujian Nasioanl. Semoga kedepannya Riko bisa menjadi anak yang lebih baik lagi, bisa mengurangi keusilannya dan pastinya bisa membanggakan orang tua.  

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun