Heaven knows mengalir antara dan ditiap tiap lembar halaman Antara kecemasan dalam detik detik dalam batas tugas Yang entah lewat diluar rel dan terseok sampai batas kota kita Yang akhir untuk sbentar kubiarkan tugas tertumpuk terserak ... Kembali … heaven knows menyibak dibagian mana dihati masih aku simpan Garis dan guratan setiap lekuk wajahmu kucoba lukiskan Dan kenangan menyembul perlahan berbingkai gunung ungaran Dalam senja di gerimis lamis rindu terus melaju melewati temaram kota ... Setengah enam aku meronta dalam cengkeram cakrawala Menopang rindu berkilo kilo yang kupanggul seminggu Yang bahkan tak sedetikpun aku letakkan rindu yang mungkin sesekali kupangku ... Dan itu sajak sajak itu Masihkah teringat berlembar lembar kutorehkan Di tepian sungai di bawah gazebo limut aku bagai pertapa Menjadikan setiap guratan lukisan wajahmu kusadur ditiap tiap kata ... Kembali… Kupandangi tugasku yang sudah melumut dan kubiarkan semut semut menggerogoti ujungnya Aku masih dalam jejak heaven knows yang sedari tadi menggelayuti kenanganku Dan ia warna keunguan yang bersiluet diantara memori senja ... Selendang yang hanya itu yang kubawa dalam ingatan perjalanan Dan warnanya tetaplah sama ungu yang hingga kini masih terlalu kusuka Entah itupun kau letakkan dimana atau sudah hilang kemana Dan sajak sajak itupun entah juga kemana ataukah masih tersimpan rapi dibingkai masa lalumu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H