Mohon tunggu...
Widia Hendi Julia
Widia Hendi Julia Mohon Tunggu... Novelis - 🌵

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teks Kritik Film Pertaruhan

4 Maret 2021   22:26 Diperbarui: 4 Maret 2021   23:04 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Film ini diperankan oleh Tio Pakusadewo (Pak Musa) dan ke empat anak yaitu Adipati Dolken (Ibra), Jefri Nichol (Elzan), Aliando Syarif (Amar), Giulio Parengkuan (Ical). Film ini menceritakan bahwa ke empat anak tersebut memiliki ayah yang bernama pak Musa yang jatuh sakit dan mereka  mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan ayah nya di rumah sakit. Mereka mengambil jalan buntu untuk biaya ayah nya itu dengan cara yang sangat ceroboh.

Pak Musa ini adalah seorang satpam di bank,ia membesarkan kedua anaknya dengan sendirian karena istrinya sudah tiada (meninggal). Pak Musa dengan keempat anak nya ini kurang sekali berkomunikasi karena pak Musa sibuk dengan pekerjaan,mengurus rumah,dan juga mendidik anak anak nya dengan seorang diri tanpa bantuan siapapun.

Dari keempat anak nya itu pak Musa berharap kalau dari salah satu itu akan ada yang melanjutkan sekolah nya sampai S1 maka dari itu pak Musa terus bekerja untuk membiayai anaknya yang bungsu itu yang bernama Ical karena harapan pak Musa itu hanya Ical,disisi lain juga Ical tidak mau menjadi beban orang tua. Dari situ pak Musa sakit karena umurnya yang sudah tua juga dan memiliki penyakit paru-paru pak  Musa menyembunyikan penyakit itu karena ia tidak ingin anaknya tahu bahwa ia memiliki penyakit.

Beberapa hari kemudian salah satu anaknya masuk ke kamar pak Musa dan melihat bahwa pak Musa terbaring hingga saatnya dibawa ke rumah sakit dan akhirnya ia terjatuh sakit paru paru. Pak Musa ini tidak mau kalau anaknya memikirkan kondisi dia juga sampai sampai tidak mau membebankan anak anaknya. Di waktu kerja aja pak Musa ini gamau dapat bantuan-bantuan anaknya ketika ia mengalami kesulitan pak Musa ini pun dengar tertutup.

Ketika pak Musa jatuh sakit anaknya kebinggungan untuk menebus obat obat dan biaya rumah sakit itu karena biaya eumh sakit tersebut sangat mahal sampai anak anaknya lun tudak sanggup untuk membiayai nya. Ibra anak sulung ia berusaha untuk mencari jalan keluarnya untuk menyembuhkan ayah nya itu. Ibra pun mendiskusikan hal ini dengan ketiga adiknya tidak hanya sendirian. Namun,tetap saja ia belum bisa menemukan jalan keluarnya seperti apa.

Tak lama dari itu Ibra, Elzan, Amar, dan ical terus berusaha untuk mengumpulkan biaya pengobatan Pak Musa. Mereka pun kesana kemari untuk mencari biaya dan akhirnya anak-anak itupun datang ketempat ayah nya pernah bekerja selama 20 tahun yaitu ke bank. Ternyata tetap saja mereka sama tidak memiliki jalan keluar nya dan akhirnya mereka pun memutuskan untuk merampok. Hal ini menunjukkan  bahwa hal tersebut menjadi salah satu yang paling cepat untuk mendapatkan uang dan bisa menyelamatkan ayah nya tersebuh.

Film ini membuat penonton sedih karena pak Musa itu ingin mempunyai anak yang lulusan S1 tapi tidak terwujud karena keaadan ekonomi yang kurang memungkinkan dan disisi lain pak Musa ingin berusaha sendiri tanpa melibatkan anak-anak yang lainnya. Sedih sihh kalau ditonton bisa buat nangis begitu besar perjuangan ayah nya demi anak yang ingin di sekolah kan keperguruan tinggi.

Demi ayah nya juga keempat anak berkorban dengan cara merampok bahkan bisa di bilang ceroboh,mereka tidak mau kehilangan sosok ayah tetapi dengan cara mereka itu yang salah tanpa memikirkan konsekuensi nya seperti apa. Alur dari ceritanya juga maju jadii nyambung laa yaa,tonton aja rame kok sad ending. Pak Musa pun meyesal bahwa ia kurang berkomunikasi dengan anaknya sampe-sampe anaknya melakukan hal seperti ini .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun