Mohon tunggu...
Widia Sari Handini
Widia Sari Handini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan

Dengan kecintaan pada seni, menulis, dan bercerita, saya adalah seorang individu yang selalu terinspirasi untuk menciptakan karya-karya yang memukau dan menginspirasi. Dengan latar belakang dalam seni rupa dan kecintaan pada dunia fiksi, saya senantiasa berusaha untuk menggali kreativitas dan mengekspresikan ide-ide dalam bentuk yang unik dan memikat. Saya percaya bahwa setiap kata dan goresan pena memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, dan saya berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dan menginspirasi orang lain melalui karya-karya saya. Mari terhubung dan berbagi inspirasi bersama!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tugas Belum Banyak, tapi Drama Sudah Setinggi Gunung, Welcome to Semester 2!

27 Juni 2024   11:04 Diperbarui: 27 Juni 2024   11:18 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Semester Dua (sumber : koleksi saya) 

 
Halo semuanya! Wah, nggak kerasa ya, udah masuk semester 2 aja. Masih terasa kayak kemarin baru saja kita merayakan selesainya semester 1 dengan penuh kegembiraan dan harapan. Tapi, tunggu dulu! Ternyata, di semester 2 ini, meskipun tugas belum menumpuk, dramanya sudah bikin kepala pusing. Yuk, kita bahas kenapa drama di semester 2 ini bisa setinggi gunung!

Harapan dan Realita yang Beda Tipis
Di awal semester 2, kita semua punya harapan tinggi. "Semester ini aku harus lebih rajin," "Aku mau aktif di organisasi kampus," "Harus lebih sering belajar kelompok." Tapi, kenyataannya? Jadwal kuliah yang padat, kegiatan organisasi yang tiba-tiba banyak, dan tugas yang mulai berdatangan bikin semua rencana tinggal wacana. Harapan tinggi ini kadang justru jadi sumber drama, karena kita jadi merasa gagal kalau nggak bisa mencapai target. Kadang kita juga harus hadapi kenyataan kalau usaha kita belum tentu berbuah manis. Nggak heran kalau banyak yang mulai stress dan bingung sendiri.

Teman-Teman yang Mulai Terlihat Aslinya
Kalau di semester 1 kita masih jaim-jaiman, semester 2 ini beda cerita. Mulai muncul deh sifat asli teman-teman. Yang tadinya terlihat rajin, ternyata suka titip absen. Yang kelihatan baik, eh ternyata suka ngomongin di belakang. Drama pertemanan ini memang klasik, tapi nggak bisa dihindari. Kadang kita jadi terjebak di antara dua kubu yang berseteru, atau malah jadi bahan gosip. Aduh, ribet banget! Apalagi kalau kita udah kenal deket sama seseorang, terus tau-tau dia berulah. Bener-bener bikin pusing tujuh keliling deh.

Senioritas dan Junioritas
Nah, ini nih yang nggak kalah seru. Di semester 2, kita mulai merasakan jadi ‘anak tengah’. Di satu sisi, masih dianggap junior sama kakak tingkat, tapi di sisi lain udah mulai disegani oleh adik tingkat yang baru masuk. Ada saja drama soal hierarki ini, dari masalah organisasi, tugas kelompok, sampai tempat nongkrong. Kadang jadi pusing sendiri harus menghadapi dua generasi berbeda di kampus. Kadang juga ada rasa nggak enak hati kalau harus ngomong sama senior, tapi di sisi lain harus jadi panutan buat junior. Bener-bener dilema.

Tugas dan Deadline yang Menguji Mental
Meskipun tugas belum terlalu banyak, tapi biasanya dosen di semester 2 mulai meningkatkan standar. Tugas-tugas mulai lebih kompleks, deadline yang mepet, dan presentasi yang harus dipersiapkan dengan matang. Drama internal mulai muncul, dari perasaan nggak percaya diri, takut nggak bisa memenuhi ekspektasi, sampai stres karena kejar-kejaran dengan waktu. Belum lagi kalau ada drama kelompok yang anggota timnya nggak kooperatif. Duh! Kadang malah yang bikin kesel, ada teman yang nggak ikut ngerjain tugas tapi ikut nimbrung dapet nilai. Udah cape-cape kerja keras, tapi nggak dapat penghargaan yang layak.

Kisah Asmara yang Mulai Bersemi (dan Layu)
Semester 2 juga sering jadi momen di mana banyak mahasiswa mulai mencari cinta. Mulai dari gebetan di kelas, teman organisasi, sampai senior yang terlihat keren. Tapi, ya namanya juga cinta di masa kuliah, nggak selalu mulus. Ada yang bersemi tapi cepat layu, ada yang terjebak friendzone, ada juga yang harus menghadapi drama cinta segitiga. Asmara di kampus memang bisa jadi sumber kebahagiaan sekaligus drama yang tak berkesudahan. Kadang seru, tapi lebih sering bikin galau. Apalagi kalau hubungan asmara mulai mengganggu fokus kita di kuliah. Bener-bener bikin dilema.

Kesehatan Mental yang Mulai Terkikis
Dengan segala drama dan tekanan, kesehatan mental kita kadang mulai terkikis. Banyak dari kita yang merasa cemas, stres, bahkan depresi karena berbagai masalah yang dihadapi. Bukan hanya tentang akademis, tapi juga masalah pribadi dan sosial. Penting banget untuk tetap menjaga keseimbangan antara kuliah dan waktu untuk diri sendiri. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa terlalu tertekan. Jangan anggap remeh, kesehatan mental itu penting banget, lho.

Jadi, meskipun tugas belum banyak di semester 2 ini, dramanya udah setinggi gunung. Tapi tenang, semua itu adalah bagian dari pengalaman kuliah yang akan kita kenang di masa depan. Justru dari drama-drama inilah kita belajar banyak hal, mulai dari manajemen waktu, cara bergaul, sampai menghadapi masalah dengan kepala dingin. Jadi, hadapi semua dengan senyuman dan semangat. Welcome to Semester 2, teman-teman! Mari kita jalani dengan penuh warna dan cerita. Jangan lupa, setiap drama yang kita hadapi adalah bagian dari proses kita menjadi lebih kuat dan dewasa. Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun