Mohon tunggu...
Widia Erinna
Widia Erinna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi di Universitas Sriwijaya

I'd love to singing and listening to a piano instrument. I'm literally got bored of everything sometimes but, music and book make it more easier and sometimes its bring back my mood.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gen Z Memilih Presiden: Bijak atau Sekedar FOMO?

2 Oktober 2024   06:00 Diperbarui: 2 Oktober 2024   12:23 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Gen Z Memilih Presiden : Bijak atau Sekedar FOMO?

  Era perkembangan zaman semakin lama semakin membentuk arus perubahan dari masa lampau sampai masa kini. Bukan tanpa alasan hal tersebut terjadi, pengaruh dari media sosial pun menjadi salah satu alasan membentuk perubahan pola hidup, interaksi sosial, dan pandangan hidup. Eksistensi media sosial semakin tinggi dan banyak digunakan berdasarkan perkembangan teknologi dan komunikasi yang terus memberikan upgrade di setiap bertambahnya tahun. Beriringan dengan perkembangan teknologi, penggunanya pun turut bertambah. Berdasarkan data tahun 2024, menurut website databoks, pengguna media sosial di dominasi oleh kaum Gen Z sebanyak (54,1%), dengan usia 18-34 tahun. Seperti yang kita ketahui, generasi Z atau biasa disebut Gen Z adalah kelompok demografis yang lahir pada pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an. 

  Generasi Z merupakan generasi penerus bangsa yang tentunya sangat penting dalam kemajuan masa depan negara Indonesia. Salah satu peran penting bagi Gen Z yang harus digunakan secara bijak, ialah menggunakan kesempatan pemilu 2024 sebagai wadah mereka dalam menentukan pilihan dengan memperkirakan konsekuensi dari apa yang mereka pilih.

  Kini keberadaan Gen Z mulai mengambil peran aktif apalagi dalam kancah politik. Keikutsertaan mereka dalam pemilihan umum, khususnya pada pemilihan presiden, semakin terlihat mencolok, sehingga cukup mengejutkan publik. Sebagai pengguna media sosial yang paling banyak, Gen Z seringkali mengenalkan dan membuat kata-kata yang menjadi tren di kalangannya dalam media sosial.

  Salah satu contoh yang menjadi pembahasan ini adalah fomo atau ( fear of missing out ). Secara umum fomo diartikan sebagai perasaan takut tertinggal dari orang lain terhadap tren yang sedang dihadapi di masyarakat. Perilaku ini diisyaratkan sedang marak terjadi pada anak muda di Indonesia atau yang biasanya disebut Gen Z. Dengan banyaknya konten-konten tentang pemilu 2024 yang dibuat oleh Gen Z, maka semakin banyak publik yang beranggapan bahwa generasi muda sekarang ini hanya terbawa oleh arus fomo saja tanpa tahu arti dari pemilu sebenarnya dan apa visi misi dari masing-masing paslon.

  Mengapa publik berpikir demikian? Karena, publik menilai bahwa dengan kemahiran Gen Z dalam membuat konten-konten pemilu dengan latar belakang pemilu yang awalnya tegang dan rahasia, diubah melalui konten mereka yang komedi dan seringkali terkesan memanja-manjakan aksi dan ucapan suatu paslon untuk menjadi sebuah tren di publik. Sehingga, publik menilai bahwa itu adalah tindakan yang berlebihan. Dan juga banyak publik yang beropini bahwa, rata-rata dari Gen Z terlihat hanya memilih satu paslon yang dianggap "keren" , "lucu" , dan "hits" saja tanpa mengetahui "apa tujuan yang dibawa oleh paslon tersebut untuk suatu negara?". 

  Publik menilai bahwa, generasi Z harus lebih paham dan mengetahui lebih dalam tentang betapa pentingnya sebuah pemilu, dibandingkan dengan konten-konten yang mereka buat, yang belum tentu juga konten tersebut memiliki makna dan sebuah gagasan yang dibawa suatu paslon.

    Dengan memanfaatkan kemajuan dari sosial media Gen Z harus segera mencari tahu betapa pentingnya sebuah pemilu. Karena di era yang semakin maju ini, tidak ada alasan lagi bagi generasi muda untuk bersikap "tidak peduli" atau mudah saja untuk "dibodoh-bodohi" dalam isu pemilu ini. Karena hal ini sangat berpengaruh dan krusial dalam masa depan negara Indonesia untuk kedepannya. Sehingga, dengan kematangan dan pikiran yang kritis yang dimiliki oleh Gen Z tentunya dapat membantu sebuah negara dalam pemilihan presiden yang benar dan tepat.

  Jadi, kita sebagai generasi muda sangat penting untuk menjadi pemilih yang sehat yang menggunakan hak kita secara bijak tanpa terbawa arus dari platfotm sosial media manapun. Dengan menjadi Gen Z yang pintar dan bijak dalam memilih suatu hal yang penting tentunya menjadi sebuah kebanggan untuk diri kita sendiri. Oleh karena itu, memilih dengan bijak bukan hanya soal masa kini, bukan hanya soal mengikuti tren yang berlangsung, tetapi untuk memastikan masa depan yang baik untuk kita dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun