Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beberapa Karakter Anak Sekolah yang Mulai Pudar

4 Maret 2020   10:32 Diperbarui: 4 Maret 2020   10:41 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu silam, saat penulis masih kecil. Ada beberapa sikap yang luar biasa indah menyambut kedatangan atau kehadiran ibu bapak gurunya. Anak anak menjemput para guru dan saling berebut untuk membawakan tasnya, meminta sepedanya untuk diparkir ditempatnya, ada juga yang bergegas menuju meja kursi ibu bapak guru dan membersihkannya. Ada rasa bangga dan bahagia bisa melakukan semua itu untuk ibu bapak gurunya.

Sekarang ? Suasana itu sudah pudar, bahkan punah. Berubah semua, bahkan sekarang yang menjemput bukan siswa menjemput guru tetapi para guru yang menjemput para siswa. Inilah karakter yang menghilang di dunia anak-anak sekolah kita.

Kemendikbud, belakangan in i telah memacu apa yang disebut dengan Penguatan  Pendidikan Karakter (PPK).  Asumsinya, selama ini masalah karakter di negeri menjadi masalah yang mulai penting untuk diperhatikan. Karakter yang berkaitan dengan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Mahaesa, kejujuran, cinta tanah air, kerjasama atau gotong royong, serta disiplin dan kerja keras, menjadi pekerjaan rumah kementerian pendidikan yang belakangan ini menjadi perhatian serius.

Berbagai program diluncurkan, mulai dari integrasi Penguatan Pendidikan Karakter melalui pembelajaran, maupun melalui kegiatan pembiasaan-peambiasaan yang ditanamkan di sekolah untuk mengembangkan dan menguatkan aspek karakter yang saat ini diperlukan oleh bangsa Indonesia.

Karakter pertama yang ingin dikuatkan melalui kegiatan PPK adalah karakter ketakwaan dan keimanan terhadap Tuhan Yang Mahaesa. Indikator dari penguatan karakter ini dapat dilihat dari kebiasaan disiplin dalam beribadah, sikap toleransi, saling menolong tanpa membedakan agama, peduli sesama, cinta perdamaian, taat menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

Karakter yang kedua, adalah karakter yang berhubungan dengan kejujuran. Sikap koruptif dan budaya korupsi yang selama ini ada dapat dikikis dengan penguatan sikap kejujuran, tanggung jawab, keteladanan dan komitmen moral yang tinggi. Karakter cinta terhadap kebenaran, merupakan karakter penting untuk mengembangkan sikap karakter kejujuran yang mana karakter ini seperti  mengalami krisis di negeri ini.

Karakter ketiga adalah, cinta tanah air. Sikap menghargai kebhinekaan yang merupakan keindahan dari negeri ini. Banyak suku, ras, agama, dan adat merupakan kekayaan yang indah yang patut dihargai dengan sikap menghormati dan bangga dengan perbedaan kekayaan negeri tercinta ini.  Kebhinekaan adalah warna pelangi yang indah di negeri ini. Tidak patut bila kemudian kebhinekaan ini menjadi sekat yang memisahkan persatuan dan kesatuan negara.

Demikian halnya pengembangan sikap demokratis, memiliki semangat kebangsaan, cinta budaya , dan kemauan untuk rela berkorban, menjadi bagian penting dari tema yang mestinya dikembangkan di lingkungan sekolah. Tentu bukan hanya oleh para guru, tetapi juga oleh para pihak yang berkepentingan dengan pembangunan karakter.

Karakter yang tidak kalah penting yang oleh kementerian pendidikan digaris bawahi untuk dikembangkan adalah,  karakter keempat, yakni  disiplin, kerja keras, kreatif dan inovatif. Termasuk didalamnya adalah memiliki etos kerja belajar yang kuat, gemar membaca untuk memperkaya ilmu pengetahuan. Memiliki solidaritas yang kuat.

Karakter kelima adalah gotong royong. Karakter gotong royong, kerjasama untuk kemaslahatan bersama. Ditengarahi sikap gotong royong ini juga sudah sedemikian memudar di masyarakat sehingga sekolah  perlu untuk mengembangkan sikap karakter ini agar mendapat perhatian.

Kontribusi pengembangan karakter yang mulia ini bagi bangsa di masa depan tentu sangat penting. Sekolah berkewajiban untuk mengembangkan dan membiasakan agar kelima karakter ini dapat menjadi milik kepribadian para peserta didik. Dimana kedepan menjadi bagian penting bagi kemajuan mentalitas bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun