Bisa saja besok gaji guru akan dihitung dari berapa jumlah "page view" yang diluncurkan di jejaring sosial berdasarkan sajian materi pembelajaran yang diunggah. Lalu siap-siap saja guru pensiun dini bila tidak mau  mengadaptasi fenomena baru jaman milenial ini.Â
Kira-kira seperti itu tema kecil yang jadi pokok diskusi di pojok-pojok ruang istirahat para guru menyambut menteri pendidikan yang baru.Â
Tentu saja prediksi itu tidaklah berlebihan bila melihat siapa menteri pendidikan yang baru ini. Terlebih sudah sejak lama Presiden Joko Widodo berulang kali selalu  menggaungkan untuk mempercepat inovasi dan meninggalkan cara-cara lama. Termasuk tentu saja dalam bidang pendidikan.Â
Hadirnya menteri Nadiem Makarim praktisi bisnis online yang sukses, rupanya menjadi idola Presiden Joko Widodo untuk dipercaya merubah dunia pendidikan agar tidak terjebak pada pola-pola konvensional  tetapi sudah harus segera menyesuaikan dengan percepatan perkembangan teknologi saat ini.Â
Berulang kali Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan selalu memberikan penekanan agar dunia pendidikan segera menyesuaikan dengan  perubahan dan perkembangan teknologi yang baru. Mulai dari materi atau isi, teknologi pendidikan, metoda pembelajaran, serta sumber daya manusia di jajaran pendidik harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Pilihan Presiden dengan menjatuhkan nama pada Nadiem Makarim, tentu diprediksi akan ada inovasi-inovasi bidang pendidikan yang barangkali nuansa digitalisasi yang dicita-citakan presiden di dunia pendidikan akan segera terwujud melalui figur Nadiem Makarim yang lahir dari Singapura ini. Nuansa "bisnis online" yang aplikatif barangkali nanti akan menjadi ruh besar perubahan di bidang pendidikan dan kebudayaan yang akan diluncurkan dengan luar biasa oleh seorang Nadiem Makarim.
Kemungkinan nanti akan ada model pembelajaran berbasis online. Ruang kelas tempat belajar diubah menjadi gudang. Guru cukup siaga 24 jam menyiapkan segala aplikasi pembelajarannya  di depan komputer dan tidak perlu ada lagi biaya pengadaan buku pelajaran yang memakan biaya trilyunan rupiah.
Kewajiban guru mungkin akan lebih banyak pada aktivitas memonitor lalu lintas jaringan media online, memberikan tanggapan, memberikan sajian pembelajaran, melalui tayangan video pembelajaran, tagihan lembar kerja, layanan video call dalan lain sebagainya. Dunia semacam ini tentu sudah menjadi bagian yang tidak asing lagi bagi menteri yang lahir dari dunia bisinis online ini.
Persoalannya tinggal bagian manakah yang ingin dirombak oleh menteri yang baru ini. Dari sisi muatan kurikulumkah, atau dari sisi managemen pendidikan yang akan dikelola seperti halnya tergambara dari prestasinya mengelola bisnis online.
Bila dirombak dari sisi muatan kurikulum, mungkin saja akan banyak diwarnai pola kurikulum yang cenderung adaptif dengan era digitalisasi. Peserta didik diarahkan agar output nantinya lebih aplikabel terhadap dunia digital. Materi pembelajaran diarahkan pada bagaimana peserta didik membekali diri dengan kompetensi yang digitalistik. Sehingga ketika terjun di masyarakat tidak lagi gagap teknologi, tetapi langsung bisa mengadaptasi diri bahkan bila mana perlu mampu menjadi pioner perubahan digitalisasi.Â
Nadiem Makarim tentu sangat paham, wilayah mana aplikabel, dan wilayah mana sudah "expired date". Sehingga jangan heran bila mana nanti isi kurikulum akan dibalik seratus delapan puluh derajat menjadi kurikulum yang adaptabel dengan dunia usaha digital, kurikulum yang mampu merancang outputnya menjadi inovator digitalisasi, serta kurikulum yang menantang rangsang berkreasi dengan teknologi berbasis jaringan dan intertaint.
Pola berikutnya, meskipun barangkali akan banyak problem, adalah perombakan metoda dan perbaikan sumber daya manusia pendidikan. Fokus pada sumber daya manusia berbasis digitalisasi ini rupanya juga akan menjadi titik amatan yang bisa saja akan disinkronisasi menjadi sumber daya manusia pendidikan yang tidak melepaskan diri dari kemajuan teknologi.Â