Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendesain Motivasi agar Pelajar Penuh Prestasi

1 Oktober 2019   19:27 Diperbarui: 1 Oktober 2019   19:44 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu ketika ada seorang bapak - bapak tua datang ke sekolah ingin bertemu dengan gurunya. Bapak -bapak tua itu penuh kebingungan karena putranya tidak naik kelas. Bapak tua itu tidak mengira sama sekali kalau putra bungsu yang dicintainya itu ternyata harus tidak naik kelas.  Kecewa,  malu,  sekaligus marah bercampur jadi satu. 

Pak tua itu pun meminta gurunya untuk memaparkan histori mengapa putranya tidak naik kelas berdasarkan catatan guru.  Bapak tua itu meyakini anaknya bukanlah anak yang bodoh.  

Kakak - kakaknya semua berprestasi. Bahkan beberapa sering menjadi juara kelas.  Lagis dan masuk akal bila pak tua ini ingin tahu penyebab anaknya tidak naik kelas. 

Gurupun dengan terbuka memaparkan mengapa putranya termasuk siswa yang dikategorikan tidak naik kelas.  Ditunjukkanlah data nilai yang dicapai putranya selama ini. Mulai dari nilai ulangan harian, nilai tengah semester,  nilai akhir semester.  

Semua data nilai disampaikan dengan terbuka. Selain itu guru juga memaparkan jurnal pengamatan perilaku yang dibuat guru.  Sampai akhirnya bapak tua itu lalu berkesimpulan  penyebab putranya tidak naik kelas dikarenakan permasalahan yang terjadi pada putranya itu sendiri. 

Mengapa putra anda tidak naik kelas ? Guru di sekolah selalu meyakini bahwa sumber utama permasalahan siswa tidak berprestasi adalah disebabkan karena tidak memiliki motivasi. 

Bukan disebabkan karena siswa tidak memiliki kecerdasan. Bukan pula disebabkan karena siswa bodoh atau tidak pintar. Tetapi disebabkan karena tidak memiliki motivasi.

Apa itu motivasi ? Motivasi dapat dikatakan sebagai mesin penggerak atau dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu  dalam rangka mencapai tujuan tertentu. 

Pada saat orang merasa lapar, maka ia akan melakukan tindakan mencari makanan untuk mencapai tujuan yakni memenuhi kebutuhan rasa laparnya. Dorongan yang menggerakkan seseorang mencari makanan pada saat merasa lapar itulah,  dapat digambarkan sebagai motivasi. 

Kembali pada kasus seorang bapak tua yang putra kesayangannyan tidak naik kelas. Ternyata berdasarkan analisis guru, penyebabnya adalah tidak dimilikinya motivasi untuk belajar yang cukup pada siswa tersebut. 

Karena tidak memiliki motivasi belajar yang cukup, maka dengan sendirinya perbuatan belajar tidak pernah dilakukan. Atau kalau toh dilakukan, sangat lemah dorongannya karena motivasi yang kurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun