Mohon tunggu...
Widia Desma
Widia Desma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi universitas Negeri Padang

Perkenalkan saya Widia Desma, saya berasal dari kota Pariaman. Saya mempunyai hobi yang beragam kadang saya bingung milih hobi yang paling saya sukai soalnya hobi ini semuanya saya sukai. Dan saya dulu mempunyai cita-cita jadi seorang kowad TNI AD tapi ga tau aja saya udah jadi mahasiswi aja sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seribu Rumah Gadang

7 Januari 2024   12:27 Diperbarui: 7 Januari 2024   18:42 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Seribu Rumah Gadang 

                                                                                                   SERIBU RUMAH GADANG

                                                                                                              oleh: Tresa Adisty

 

Kawasan seribu rumah gadang adalah objek wisata budaya  dinagari koto baru, kecamatan sungai pagu, kabupaten solok selatan, Sumatra barat, Indonesia. Rumah gadang ini berdiri sejak tahun sekitar 1895. Rumah gadang kerajaan Koto Besar ini dimiliki oleh suku caniago. Datuak sekaligus raja dari Koto Besar ini menjadi pimpinan pengelolaan rumah gadang tersebut. Rumah adat ini memiliki keunikan yang khas  dari bentuk arsitektur nya dengan bentuk puncak atap yang runcing yang menyerupai tanduk kerbau dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang dapat tahan sampai puluhan tahun. 

Ciri Khas Rumah Adat Sumatera Barat ini, Badan rumah gadang berbentuk segi empat memanjang dan membesar ke atas seperti trapesium terbalik. Tujuannya agar bagian dalam rumah tidak basah saat terkena air hujan. 2. Atap rumah gadang berbentuk gonjong (tonjolan) sebanyak 2-7 buah yang melengkung tajam seperti tanduk kerbau. Jendela yang dimiliki rumah gadang tidaklah lurus dan simetris. Jendela yang demikian difungsikan untuk tempat pertukaran udara dan masuknya sinar matahari ke dalam rumah. Kelima, adanya rangkiang di setiap rumah Gadang. Rankiang merupakan lumbung yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan bagi anggota kerabat.

Terdapat filosofi tentang rumah gadang Rumah Gadang merupakan perlambang kehadiran satu kaum dalam satu nagari, serta sebagai pusat kehidupan dan kerukunan seperti tempat bermufakat keluarga kaum dan melaksanakan upacara, bahkan sebagai tempat merawat anggota keluarga yang sakit.

Awal mula pemberian nama Kawasan Seribu Rumah Gadang ini adalah saat Meutia Farida Hatta Swasono, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada masa itu, berkunjung ke kawasan ini pada tahun 2008. Menurut Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga setempat, setidaknya terdapat 174 rumah gadang dari berbagai bentuk, Sejumlah suku Minangkabau bermukim di kawasan tersebut, seperti Malayu, Bariang, Durian, Kampai, Panai, Tigo Lareh, Koto Kaciak, dan Sikumbang. Setiap suku tersebut memiliki rumah gadang kaum. Keberagaman ini muncul sejak zaman dahulu artinya menunjukan bahwa daerah kabupaten solok selatan ini sudan memelihara toleransi sejak zaman dahulu.

 Dari seluruh rumah gadang yang ada, terdapat 125 rumah gadang yang diantaranya telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah Kabupaten Solok Selatan melalui SK Bupati Solok Selatan. Pada ahun 2013-2014 pemerintah setempat berusaha menetapkan dan mengemas kekayaan wisata ini menjadi sebuah destinasi wisata budyaa dan memberi bantuan untuk bisa dijadikan penginapan. Pada tahun 2017 Rumah Gadang ditetapkan sebagai kampong Adat Terpopuler daalam Pesona Indonesia (API) 2017.

Meskipun pernah terjadi beberapa bencana yang pernah melanda kawasan seribu rumah gadang ini seperti gempa pada Februari 2022, akam tetapi seribu rumah gadang tetap masih ada hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun