Mohon tunggu...
Widia Agustin
Widia Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya widia asgutin bisa di panggil widia, saya salah satu mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidkan Guru Sekolah Dasar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Daniel Goleman dalam Bukunya yang Terkenal

7 November 2024   22:16 Diperbarui: 7 November 2024   22:23 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Emosional Intelligence menurut Daniel Goleman

Daniel Goleman, dalam bukunya yang terkenal "Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ"** (1995), mengemukakan beberapa pendapat utama tentang kecerdasan emosional (EI) dan perannya yang sangat penting dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Berikut adalah beberapa ide utama yang disampaikan oleh Goleman mengenai kecerdasan emosional:

 1. Kecerdasan Emosional Lebih Penting dari IQ untuk Keberhasilan
   Goleman berpendapat bahwa kecerdasan emosional sering kali lebih penting daripada IQ (Intelligence Quotient) dalam menentukan keberhasilan seseorang, terutama dalam konteks kehidupan sosial dan pekerjaan. Sementara IQ sering diukur dengan kemampuan akademis atau intelektual, EI melibatkan kemampuan untuk mengelola emosi dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, yang sangat penting dalam lingkungan sosial dan profesional.

   - Penelitian Goleman menunjukkan bahwa meskipun IQ dapat membantu seseorang sukses dalam hal akademik atau pekerjaan berbasis keterampilan teknis, EI memainkan peran kunci dalam kemampuan untuk bekerja dengan tim, mengelola stres, beradaptasi dengan perubahan, dan memimpin orang lain.

 2. Komponen Kecerdasan Emosional
   Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosional terdiri dari lima komponen utama yang saling terkait:

   - Kesadaran Diri (Self-awareness): Kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri serta dampaknya terhadap perilaku dan keputusan.
   - Pengelolaan Diri (Self-regulation): Kemampuan untuk mengontrol atau menahan emosi, impuls, dan dorongan yang merugikan.
   - Motivasi: Kemampuan untuk mengarahkan emosi dengan cara yang produktif, berfokus pada tujuan jangka panjang, dan tetap optimis dalam menghadapi tantangan.
   - Empati: Kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain, serta merespons dengan cara yang penuh perhatian.
   - Keterampilan Sosial (Social Skills): Kemampuan untuk membangun hubungan yang baik, berkomunikasi efektif, memimpin, dan bekerja dalam tim.

3. Kecerdasan Emosional Dapat Dikembangkan
   Goleman menekankan bahwa, meskipun beberapa aspek kecerdasan emosional dapat dipengaruhi oleh faktor bawaan (seperti temperamen), banyak bagian dari EI—seperti pengelolaan diri dan keterampilan sosial—dapat dipelajari dan dikembangkan melalui latihan dan pengalaman. Oleh karena itu, kecerdasan emosional bukanlah sifat yang statis, melainkan keterampilan yang dapat ditingkatkan seiring waktu.

   - Pendekatan pengembangan diri yang dia sarankan mencakup pelatihan untuk meningkatkan kesadaran diri, teknik relaksasi untuk pengelolaan stres, serta pengembangan empati dan keterampilan komunikasi.

 4. Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan
   Goleman berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah kualitas utama yang membedakan pemimpin yang efektif. Pemimpin dengan EI yang tinggi lebih mampu menginspirasi dan memotivasi orang lain, menyelesaikan konflik dengan bijaksana, serta menciptakan suasana kerja yang produktif dan harmonis. Sebaliknya, pemimpin yang kurang memiliki EI cenderung gagal dalam berkomunikasi, menanggapi emosi bawahannya, atau mengelola tekanan dengan baik.

   - Dalam penelitian yang dilakukan oleh Goleman, para pemimpin yang cerdas secara emosional terbukti lebih sukses dalam meningkatkan kinerja tim dan organisasi.

5. Emosi Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
   Goleman mengemukakan bahwa emosi memainkan peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan. Pemikiran rasional tidak dapat terpisah dari emosi, karena emosi memberikan petunjuk tentang apa yang kita pedulikan dan bagaimana kita merespons situasi. Goleman menegaskan bahwa kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun