Pengertian Tazkiyat an-Nafs
Menurut bahasa, istilah tazkiyat An-Nafs berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu Tazkiyah dan Al-Nafs. Tazkiyah berasal kata zakk, yang berarti penyucian, pembersihan. Sedangkan pengertian Al-Nafs adalah jiwa, yaitu jiwa yang bersifat latf (lembut), rhn (immateril, abstrak) dan rabbni. Jiwa seperti inilah yang menjadi essensi manusia. Jadi, secara etimologi, tazkiyah al-nafs bermakna "penyucian jiwa."
Menurut istilah Tasawuf, Tazkiyat An-Nafs merupakan proses penjernihan atau pembeningan hati agar tembus cahaya dari Allah. Dari sini bisa dipahami bahwa Tazkiyat An-Nafs adalah proses penyucian jiwa dari perbuatan dosa, proses pembinaan perilaku manusia dalam diri dan kehidupan manusia.
Dalil Tazkiyat An-Nafs dalam surat Ali Imron ayat 164 yang artinya:
Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Mengapa kita perlu melakukan tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa? singkatnya karena jiwa manusia tersebut kotor, karena perbuatan manusia yang tidak sesuai dengan perintah Allah SWT. agar manusia bisa dekat dengan Allah dibutuhkan jiwa yang bersih karena Allah maha Suci.
Tujuan dari tazkiyat An-Nafs, antara lain:
1. Pembentukan manusia yang berjiwa suci, bersih akidahnya, dan luas ilmunya;
2. Membentuk manusia berakhlak mulia;
3. Membentuk manusia yang terbebas dari perilaku tercela dan dipenuhi akhlak mulia.
Langkah-langkah Tazkiyat An-Nafs:
Ada tiga fase yang mesti dilalui dalam Tazkiyat An-Nafs, yaitu tathahhur, tahaqquq, dan takhalluq.
Tahap pertama berarti memfokuskan hati dan pikiran hanya kepada Allah SWT. Kuncinya adalah dzikir, baik secara lisan, batin, maupun perbuatan.
Tahap kedua dapat diartikan sebagai perwujudan sifat-sifat Allah yang mulia dalam aktivitas seorang Muslim. Semboyannya adalah berakhlak sebagaimana akhlak Tuhan. Misalnya, salah satu sifat Allah adalah ar-Rahman dan ar-Rahim. Maka dari itu, seseorang hendaknya cenderung bersifat pengasih dan penyayang terhadap sesama.
Tahap ketiga adalah membiasakan akhlak-akhlak baik ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah puncak perwujudan disiplin diri, sehingga jiwa cenderung pada kondisi ideal, An-Nafs Al-Muthma'innah.
Manakah yang harus dilakukan terlebih dahulu, antara Tazkiyatun An-Nafs dengan Maqamat? yang harus didahulukan bergantung kepada diri masing masing karena dua hal ini saling berhubungan. Maqamat sendiri merupakan usaha-usaha yang dilakukan manusia dalam mencapai hubungan dengan Allah. Maka manusia tersebut harus berusaha dahulu untuk melaksanakan kebaikan walaupun jiwanya masih kotor, jika kita memiliki Tazkiyatun An-Nafs terlebih dahulu hal tersebut juga sejalan dengan tahapan-tahapan yang mana tahapan-tahapan tersebut isinya berupa upaya-upaya pembelahan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H