Kejadian hari ini seperti menghasilkan ilham untuk saya berbagi bagaimana kesehatan mental itu tidak hanya di support dari dalam diri. Namun lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh.
Siang ini saya periksa ke dokter, saya merasa sering sakit perut dan rasa tidak nyaman setiap sehabis makan. Saat dokter bertanya berbagai ciri saya dinyatakan normal. Sampai dokter memeriksa perut saya pun, beliau mengatakan gerakan usus saya normal. Sampai dokter heran apa yang terjadi, dan muncullah pertanyaan "apakah akhir-akhir sedang ada tekanan dari lingkungan atau pekerjaan?", saya hanya tersenyum dan berkata "kadang saya pun gak sadar kalau sedang dalam tekanan dok" saya menjawab sambil tertawa. Sebagai guru saya seringkali tidak menyadari bahwa rutinitas, deadline, perilaku siswa atau orang sekitar bisa menimbulkan tekanan mental atau menuju kepada stress yang akan mempengaruhi kesehatan fisik. Kejadian inilah yang menggerakkan saya untuk membahas lebih dalam lagi mengenai kesehatan mental seorang guru.
Disekolah khususnya, seorang guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan masa depan siswa. Namun, sering kali kesehatan mental guru terabaikan di tengah tuntutan profesi yang tinggi. Beban kerja yang berlebihan, tekanan untuk memenuhi standar pendidikan, dan tanggung jawab emosional terhadap siswa dapat berkontribusi pada stres dan kelelahan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memperhatikan kesehatan mental mereka demi menjaga keseimbangan emosional dan meningkatkan efektivitas pengajaran.
Tantangan Kesehatan Mental Guru
Beban Kerja yang Berat: Guru sering kali harus menangani banyak tugas, mulai dari persiapan materi, penilaian, hingga administrasi juga beberapa jobdesk lainnya. Beban ini dapat menyebabkan stres kronis jika tidak dikelola dengan baik.
Tekanan Prestasi Siswa:Â Tanggung jawab untuk memastikan keberhasilan akademik siswa dapat menjadi sumber tekanan. Guru merasa bertanggung jawab atas hasil belajar siswa, yang kadang-kadang di luar kendali mereka. Karena pada hakikatnya setiap kemampuan dan latar belakang siswa yang berbeda-beda.
Tuntutan Emosional: Guru juga berperan sebagai pendukung emosional bagi siswa. Menghadapi masalah pribadi siswa, bullying, atau situasi keluarga yang sulit dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional guru.
Lingkungan kerja tidak kooperatif: Beban kerja yang berat akan semakin sulit dihadapi jika berada pada lingkungan kerja yang tidak sehat/ kooperatif. Lingkungan kerja juga berpengaruh pada keberhasilan stabilitas kesehatan mental seorang guru. Lingkungan kerja meliputi pimpinan, rekan sejawat, dan berbagai pihak yang terlibat di dalamnya.
Strategi Menjaga Kesehatan Mental
Menciptakan Batasan yang Sehat: Penting bagi guru untuk menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Waktu istirahat dan rekreasi harus dijadikan prioritas untuk menghindari kelelahan.
Mencari Dukungan: Guru perlu mencari dukungan dari rekan kerja, keluarga, atau konselor profesional. Diskusi dengan sesama guru dapat memberikan perspektif baru dan mengurangi rasa isolasi.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!