[caption id="attachment_122721" align="alignleft" width="624" caption="Senja di Pantai Salira."][/caption] SIAPA pun yang datang ke Pantai Salira Indah sekarang pastilah merasa sangat sedih menyaksikan kondisinya. Bahkan, bisa-bisa akan menitikkan air mata bagi mereka yang pernah menikmati keindahan panoramanya beberapa tahun silam. Saya mendatangi pantai yang pernah menjadi salah satu tempat wisata andalan di Provinsi Banten ini, Kamis (14/07/2011). Saya sempat mengambil beberapa foto tentang kondisi Pantai Salira Indah yang begitu merana, karena sudah tak terurus. Sampah terlihat berserakan di pantai.
[caption id="attachment_122724" align="aligncenter" width="624" caption="Pintu masuk yang tak lagi berfungsi."][/caption] Sekarang mah namanya lebih pas Pantai Salira Alas atau Pantai Salira Sampah1310660165150130172
Seorang lelaki paruh baya yang mengaku pernah bekerja di perusahaan pengelola Pantai Salira Indah mengatakan, sudah sejak empat tahun lalu lokasi wisata ini ditutup pengelolanya. "Kalau Anda datang tahun 2000, pantai ini memang luar biasa indahnya," kata lelaki yang tak mau menyebut namanya ini. "Kalau dulu keindahannya sesuai dengan namanya Pantai Salira Indah," sambungnya lagi. "Tapi kalau sekarang sudah tak seindah namanya. Sekarang mah namanya lebih pas Pantai Salira Alas atau Pantai Salira Sampah. Saya yakin seandainya dikelola secara baik pantai ini masih diminati banyak pengunjung." Tapi semua sudah menjadi bubur. Bapak bertubuh ceking itu tak lagi bisa berkata apa-apa. Kecuali, ada pihak, siapa pun dan dari manapun, yang merasa peduli untuk mengembalikan keindahan di Pantai Salira sebagai salah satu potensi wisata Provinsi Banten. Namun, lelaki itu seperti meragukan datangnya kepedulian. Bagi laki-laki itu, keindahan Pantai Salira tinggal cerita masa lalu dan akan begitu selamanya. Setiap kali ia memandang pantai, seketika itu pula ingatannya kembali ke masa beberapa tahun silam dan tak terasa menitiklah air matanya.*** [caption id="attachment_122726" align="aligncenter" width="624" caption="Perahu untu wisatawan sudah jadi bangkai."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H