Mohon tunggu...
Widhi Satya
Widhi Satya Mohon Tunggu... -

[nihil]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lamunan Payung

3 April 2010   03:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tik.. Tik.. Tik..

...

Hujan...

Semakin deras. Semakin basah. Semakin teduh. Semakin riuh.



Aku suka sensasi ini. Aku gila sensasi ini! Sensasi ketika butiran-butiran itu menerpa wajah dan seluruh tubuhku. Sensasi ketika tubuhku dibuat menggigil sekaligus segar olehnya.



Hujan.. Dalam terpaanmu.. Aku merasa nyaman. Aku merasa hidup!
***



Tapi tidak sekarang. Tidak dengan ingus tertahan dan kepala seberat batu sungai!



Tapi aku harus pergi! Aku harus melewati hujan ini. Hujan yang selalu kuanggap sahabat, harus kuhindari seolah aku alergi terhadapnya.



Nope buddy. Aku tak membencimu. Sama sekali tidak...


***

...


Alhamdulillah.. Rumah... Kulipat benda yang ada di tanganku. Kuperhatikan lagi. Kutatap dengan pandangan penuh arti.

Payung...


***


Dibutuhkan ketika hujan. Aku ingin menjadi sepertimu. Melindungi mereka dari terpaan hujan yang sering membawa celaka.


***


Dibutuhkan ketika panas menyengat tubuh. Aku ingin menjadi sepertimu. Menjadi peneduh ketika tubuh tak kuasa menahan teriknya matahari.


***


Dibutuhkan ketika terjun dari ketinggian. Aku ingin menjadi sepertimu. Menjadi teman ketika terjatuh. Menariknya hingga rasa sakit kala jatuh, tak lagi terasa.


***


Dibutuhkan ketika melekatkan benda ke benda. Aku ingin menjadi sepertimu. Menjadi pendamai, dan bukan sebaliknya, menjadi pengadu domba.


***


Dibutuhkan sebagai pertahanan dalam membela diri. Aku ingin menjadi sepertimu. Menjadi "body guard"mu ketika kudapati seseorang ingin menzalimimu.


***

...


Aku ingin... Menjadi berguna bagi sekitarku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun