Sampah merupakan salah satu isu lingkungan terbesar di Indonesia. Setiap harinya, jutaan ton sampah dihasilkan, namun sebagian besarnya tidak dikelola dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara.
Seperti kasus terbaru saat ini Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasirbajing Garut yang terletak di Pasir Bajing, Sukaraja, Kec. Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.TPA ini overload gara-gara penampungan sampah dari Bandung dengan jumlah yang tidak sedikit tentu ini menjadi masalah baru untuk Garut, kurang lebih sekitar 200 ton perhari nya.Sampah tersebut diangkut oleh 38 armada yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, 10 kendaraan pengangkut sampah yang ada di kecamatan, termasuk sampah yang dibuang langsung oleh masyarakat umum ke TPA Pasirbajing.
Dengan volume sampah sebanyak 200 ton per hari, Pemkab Garut diperkirakan menerima pendapatan sekitar Rp15 juta setiap harinya, atau Rp1,35 miliar selama periode tiga bulan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut Jujun Juansyah mengatakan langkah tersebut menjadi solusi sementara untuk mengatasi krisis pengelolaan sampah di Kota Bandung yang berlangsung sejak beberapa waktu terakhir. Kerja sama itu pun sudah berlangsung 14 Desember 2024 dan direncanakan berlangsung selama tiga bulan hingga Maret 2025. “Kerja sama ini selama tiga bulan, sampai pertengahan Maret 2025. Awalnya ada permohonan bantuan pengelolaan sampah dari Pj Wali Kota Bandung kepada Pj Bupati Garut,” kata Jujun. Jujun menjelaskan kerja sama ini dilakukan setelah melalui kajian teknis mendalam, terutama terkait kapasitas TPA Pasirbajing yang menampung sampah dari Kota Bandung.
TPA Pasirbajing masih memiliki kapasitas mencukupi, yaitu sekitar 1,1 juta meter kubik. Sementara, sampah yang diterima dari Kota Bandung berjumlah sekitar 200 ton per hari. Jumlah tersebut belum di tambah dengan jumlah sampah yang dihasilkan dari Kota Garut sendiri.Menurut berita yang beredar Pemkot Bandung Buang Sebagian Sampah ke TPA Pasir Bajing Garut, Bayar Rp 75 Ribu Per Ton Selama 3 Bulan.
Hal ini menyebabkan dampak negatif bagi daerah sekitar TPA Pasirbajing menjadi tercium aroma tidak sedap bahkan berjalan lebih lama apabila terjadi hujan karena menyebabkan sampah menjadi basah sehingga aroma tidak sedapnya bertambah.Tidak hanya itu, sudah banyak keresahan dan keluhan masyarakat akan hal ini karena mereka merasa terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI