Mohon tunggu...
WIDHIAS HAFIZ
WIDHIAS HAFIZ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Widhiashafiz, Mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2020.

Menulislah, jangan takut tulisanmu dibaca atau tidak, itu urusan nanti.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketegangan Membentuk Benturan antar Peradaban

8 Mei 2023   09:35 Diperbarui: 8 Mei 2023   09:41 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari https://www.rangkumanmakalah.com

The Clash of Civilization and the Remaking of World Order merupakan judul buku yang ditulis oleh Samuel P. Huntington pada tahun 1996. Dalam buku tersebut, Huntington mengemukakan teori clash of civilization (benturan antar peradaban). Menurut Huntington, terjadinya konflik ataupun perang yang terjadi di dunia ini tidak lagi bersumber dari konflik ideologi, ekonomi, politik seperti perang-perang sebelumnya baik perang dingin, maupun perang dunia I dan perang dunia II. Sumber konflik yang terjadi pasca perang dingin adalah bersumber dari benturan peradaban. 

Huntington mendefinisikan peradaban merupakan suatu entitas budaya. Di mana peradaban merupakan pengelompokkan tertinggi dari orang-orang yang memiliki identitas kebudayaan luas, sehingga dapat membedakannya dari manusia yang lain. Menurutnya juga, peradaban ini memiliki batasan unsur objektif dan subjektif. Di mana peradaban memiliki unsur objektif seperti bahasa, agama, adat istiadat, lembaga, dan sejarah. Sedangkan unsur subjektifnya adalah identifikasi diri orang-orang tersebut. Adanya perbedaan ini akan menimbulkan persamaan yang disebut peradaban.

Dalam bukunya, Huntington mengklasifikasikan peradaban di dunia manjadi sembilan, diantaranya adalah Barat, Jepang, Cina, Hindu, Islam, Konfusius, Amerika Latin, Afrika, dan Kristen Ortodoks. Terdapat pemikiran Huntington yang menonjol, di mana menurut Huntington benturan peradaban yang paling keras dalam sejarah adalah yang terjadi antara Barat dengan Islam. Di mana Barat menganggap bahwa kebangkitan Islam merupakan ancaman baginya. Huntington mengemukakan terdapat enam faktor terhadap sumber utama konflik pasca perang dingin adalah adanya benturan peradaban, enam faktor tersebut diantaranya:

Pertama, perbedaan antar peradaban tidak hanya nyata, tetapi juga mendasar. Peradaban berbeda berdasarkan sejarah, budaya, tradisi, bahasa, dan yang lebih panting agama. Perbedaan tidak serta merta menimbulkan konflik. Tetapi, selama berabad-abad telah menyebabkan konflik yang sulit dan lama. Kedua, dunia yang semakin sempit. Interaksi antara orang atau negara yang berbeda peradaban meningkatkan kesadaran mereka tentang peradaban, yang pada gilirannya memperbesar perbedaan sejarah dan kebencian. 

Ketiga, proses modernisasi ekonomi dan perubahan sosial di dunia melepaskan orang atau komunitas dari identitas local mereka, disamping memperlemah sumber identitas negara-bangsa mereka. Keempat, tumbuhnya kesadaran peran ganda barat yang menimbulkan konflik. Ketika negara non-barat yang ingin membentuk negara dengan cara sendiri (de-westernisasi) berhadapan dengan negara barat yang sedang berada di puncak kekuatan. Kelima, perbedaan karakteristik dan budaya tidak dapat disatukan. Oleh karena itu, sedikit kompromi dibandingkan dengan karakteristik dan perbedaan politik dan ekonomi. Keenam, munculnya regionalisme ekonomi yang berkembang.

Menurut Huntington, terdapat tiga hal yang mungkin akan terjadi di masa depan, yaitu: 

1) Era dominasi barat semakin surut, 2) Kekuatan besar yang baru semakin berkembang kemudian memiliki serta menggunakan norma-normanya sendiri dan menolak nilai-nilai barat 3) Pengaruh pasar dan media yang memperjelas perbedaan peradaban. Huntington menganggap barat sebagai identitas tersendiri dan berdiri kokoh. Huntington membayangkan peradaban identitasi tertentu yang khususnya adalah barat sebagai hasil dari pembersihan, penyingkiran, penyisihan, serta marjinalisasi. Barat telah menciptakan stereotip sederhana yang menunjukkan wajah the rage of Islam.

Jika mengatakan islam pluralistik dan bertentangan dengan barat tampak terlalu sederhana. Sebab islam bukanlah entitas tunggal melainkan sebuah kompleksitas dalam penghayatan budayanya. Islam sama seperti agama-agama lain, didalamnya terdapat perpecahan antara kekuatan yang mendorong modernisasi dan kekuatan tradisi lokal.

Jika pemerintah, terutama negara-negara barat mengikuti teori ini, hal tersebut akan menjadi hal yang sangat berbahaya, karena dalam jangka pendek dianjurkan untuk bersikap bertentangan atau permusuhan, utamanya terhadap peradaban islam. 

Namun, dalam jangka panjangnya Huntington menyarankan untuk belajar hidup berdampingan satu sama lain pada setiap peradaban. Sebab, interaksi antar individu atau kelompok yang berbeda tidak selalu menimbulkan konflik, terkadang perbedaan tersebut dapat menciptakan kemungkinan untuk suatu peradaban saling beradaptasi. Adanya komunikasi ini dapat mengarah pada kesamaan pandangan dan saling membuktikan adanya saling ketergantungan bukan permusuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun