Dan bisa jadi, orang-orang di sana jadi sering terpapar wewangian dupa dibakar, kembang, dan masala yang terbawa angin. Jadinya ya muncullah anggapan bahwa "orang sana baunya khas". Tapi beberapa kali saya semacam membatin apakah orang India punya selera wangi parfum tertentu karena beberapa kali hidung saya mengendus wangi serupa yang menguar dari beberapa orang di jalan. Baunya tuh kayak pedes cabe keriting kering, kunyit, asap wangi dupa, kayu, tanah, dan bedak bayi.
5. "Cewek aman gak sih jalan-jalan ke India?"
Iyah. Saya berterima kasih buat semua teman-teman yang mewanti-wanti kami tentang isu kejahatan seksual terhadap perempuan di India. Kami juga merasa waswas. Terutama ada semacam guyonan satir yang populer dilontarkan soal kondisi tersebut: di jalanan India, sapi lebih terjamin keamanannya daripada perempuan.
Lalu bagaimana dengan kami? Saya dan Nisa secara umum merasa aman ketika traveling di India. Â Di Hyderabad, kami mendapat satu kali teriakan "Hey, Babe! I love you!" dari seorang remaja yang melintas cepat dengan motornya ketika kami berjalan kaki sekitar jam 8 malam. WOY, situ Dilan? Sedangkan di Jaipur, ada bocah yang sedang bermain bola di lapangan menepuk kencang bagian tubuh teman saya, kemudian lari sambil tertawa-tawa. Juga ada laki-laki paruh baya yang terang-terangan merayu teman saya nyaris seharian. Tapi semuanya itu masih bisa di-handle.
Murni penilaian saya, baik penduduk laki-laki dan perempuan di Hyderabad cenderung kalem menghadapi orang asing. Mereka sopan, ramah, dan lembut. Tidak memaksakan dagangannya untuk dibeli. Ada sih yang pura-pura nyender tembok samping kita, trus minta temennya curi-curi foto kita dempetan sama dia. Tapi kami juga sudah mencoba naik bajaj, keliling pasar, makan, naik Uber subuh-subuh ke bandara, dan jalan kaki malam (hingga jam 9) di sini. Aman.
Beralih ke kota selanjutnya. Buat saya Jaipur dan Delhi sama-sama bikin deg-degan dan membutuhkan skill bertahan hidup yang lebih tinggi. Terutama (sayangnya), Jaipur. Ada satu blog perjalanan manis tentang Jaipur, betapa ramahnya penduduknya, dan demikianlah ekspektasi saya. Tapi ternyata di pengalaman saya kemarin, Jaipur lah yang paling bikin kemringet.
Orang-orang di jalan nggak akan ragu memandangi kita dari ujung kepala sampai kaki, bahkan setelah kita balas menatap mereka. Tapi secara umum, saya dan Nisa merasa baik-baik saja di India. Kami berhasil melewati 6 jam tidur di night sleeper bus dari Jaipur ke Delhi, jalan kaki di gang-gang kecil, slum area saat hari gelap (tidak untuk ditiru) dan para gelandangan terlelap, naik Delhi Metro saat jam sibuk, dan berpakaian sesuai dengan standar kenyamanan kami sendiri.
Soal pakaian, beberapa travel blogger tidak menyarankan menggunakan saree untuk jalan-jalan karena hal tersebut akan menarik perhatian. Akan ada banyak laki-laki dan perempuan yang mengerubung di lokasi wisata untuk minta foto bersama (kecuali kamu memang tak masalah dengan perhatian tersebut). Jadi sebaiknya pakai saja baju jalan-jalan yang nyaman buatmu. Atau kalau mau tetap ingin mencoba berpakaian ala orang lokal, kurta bisa jadi pilihan karena tak terlalu menarik perhatian.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!