Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seruan untuk Kejar Perkembangan Zaman dalam Penutupan FTJ 2016

10 Desember 2016   15:12 Diperbarui: 10 Desember 2016   17:18 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan akbar Festival Teater Jakarta (FTJ) 2016 akhirnya tuntas juga. Ajang tahunan yang telah terselenggara untuk ke-44 kalinya ini ditutup dengan pengumuman pemenang  lomba oleh Dewan Juri/Tim Kurator pada Jumat malam (9/12) di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Pengumuman pemenang terlebih dahulu diawali dengan pembacaan kuratorial dan pertunjukan teater bertajuk “Semegiao Random 02” oleh kelompok teater MuDa dari Jepang.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, FTJ 2016 terlebih dahulu dimulai dengan kompetisi antar kelompok teater yang diselenggarakan pada 5 wilayah, yakni Wilayah Pusat, Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Kemudian tiga pemenang dari setiap wilayah dilombakan kembali dalam panggung final pertunjukan FTJ yang bertuan rumah di TIM. 

Pada tahun ini, dari total 29 grup yang menampilkan karya, sebanyak 16 kelompok teater berhasil masuk babak final dan mementaskan pertunjukan di hadapan Dewan Juri/Kurator. Setelah melalui serangkaian jadwal pementasan yang padat dari 21 November – 9 Desember, serta diselingi dengan beberapa pertunjukan grup teater tamu, diskusi, pameran arsip, workshop seni pertunjukan, dan ragam hiburan, maka terpilih pemenang-pemenang berikut ini:

  • Penata musik terbaik: Muhammad Sofyan, dalam Pementasan “Rumah yang Dikuburkan” oleh Teater Kembali 1
  • Penata artistik terbaik: Ahmad Sultan, dalam pementasan “1 Lelaki, 3 Perempuan dan Octopus” oleh Teater Poros
  • Pemeran pembantu wanita terbaik: Siti Rukoyah (sebagai Limbuk), dalam pementasan “Dawala dan Hilangnya Jimat Kalimasada” oleh Teater eLNa’ma
  • Pemeran pembantu pria terbaik: Yuniarto Wibowo (sebagai Sutradara), dalam pementsan “Ari-ari atawa Interogasi 2” oleh Teater HIjau Lima Satu
  • Pemeran utama wanita terbaik: Ratna Alfiani (sebagai Guatnio), dalam pementasan “Tanah Lie” oleh Teater Alamat
  • Pemeran utama pria terbaik: Sammy Afanto (sebagai Malin), dalam pementasan “Ari-ari atawa Interogasi 2” oleh Teater HIjau Lima Satu
  • Penyutradaraan terbaik: Budi Yasin Misbach dalam pementasan “Tanah Lie” oleh Teater Alamat
  • Pementasan terbaik III: 1 Lelaki, 3 Perempuan dan Octopus” oleh Teater Poros
    Pementasan terbaik II: Tanah Lie” oleh Teater Alamat
    Pementasan terbaik I: Ari-ari atawa Interogasi 2” oleh Teater Hijau Lima Satu

Penyerahan hadiah kepada pemenang. Dokumentasi pribadi Widha Karina.
Penyerahan hadiah kepada pemenang. Dokumentasi pribadi Widha Karina.
Gandung Bondowoso, Ketua Dewan Juri/Tim Kurator FTJ 2016 menyampaikan ragam pertimbangan dan jalannya proses penjurian. Dokumentasi pribadi Widha Karina.
Gandung Bondowoso, Ketua Dewan Juri/Tim Kurator FTJ 2016 menyampaikan ragam pertimbangan dan jalannya proses penjurian. Dokumentasi pribadi Widha Karina.
Mengenai deretan pemenang tersebut, Gandung Bondowoso, selaku ketua Dewan Juri/Tim Kurator mewakili anggota yang lain, yakni Autar Abdillah, Dindon WS, Nirwan Dewanto, dan Zen Hae, mengatakan ada penurunan kualitas pertunjukan dari berbagai aspek dari tahun ke tahun. Padahal, zaman telah berubah dan membutuhkan banyak penyesuaian kualitas dari pertunjukan-pertunjukan teater. (Hal ini senada dengan tema FTJ 2016, yakni //TRANS>ISI// (dibaca: transisi), bahwa perlu ada peralihan dari berbagai aspek teater untuk menjembatani batas antara yang tradisional dan modern, khususnya dalam seni pertunjukan teater).

Setelah pembacaan dan penganugerahan hadiah kepada para pemenang, para undangan (didominasi oleh grup teater penampil lomba) langsung menikmati santap malam prasmanan yang tersedia di lobby Teater Jakarta. Tersedia pula panggung “Tarling is Darling” yang mendendangkan lagu-lagu populer dan mengajak audiens bergoyang.

Suasana lobby pasca pengumuman dan penutupan FTJ 2016 di lobby Teater Jakarta. Pilih sendiri mau selonjoran makan atau nonton biduan Pantura. Dokumentasi pribadi Widha Karina.
Suasana lobby pasca pengumuman dan penutupan FTJ 2016 di lobby Teater Jakarta. Pilih sendiri mau selonjoran makan atau nonton biduan Pantura. Dokumentasi pribadi Widha Karina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun