Mohon tunggu...
Widdi Usada
Widdi Usada Mohon Tunggu... -

Tamat SD Kanisius Kumendaman, Yogyakarta Tamat SMP Pangudi Luhur, Yogyakarta Tamat SMA De Britto, Yogykarta Tamat S1 Fisika FMIPA UGM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keajaiban Dunia Apalagi dari Indonesia?

16 November 2011   03:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Prestasi cemerlang dari kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif adalah berhasilnya memasukkan Komodo sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia.Memang bangsa Indonesia dalam banyak hal sangat kreatif, dan Indonesia memang serba ajaib, bagaimana mungkin komodo yang usianya sudah berabad-abad jauh lebih tua dari umur kemerdekaan kita, baru akan dipromosikan setelah 65 tahun kemerdekaan itu saja oleh pihak asing, suatu kelalaian bangsa ini. Dulu kata ajaib merupakan suatu yang indah sesuatu yang menjadi anugerah Tuhan yang luar biasa, dan saat ini ajaib berarti segala sesuatu yang dapat mendatangkan uang, mendatangkan keuntungan.

Keterpurukan ekonomi dari tahun ke tahun semakin menukik setelah hampir semua kekayaan sumber mineral dikeruk pihak asing seperti emas, minyak, batubara, gas alam, tembaga, biji besi, juga sumber alam lainnya seperti kayu, rotan, belum lagi kekayaan budaya, penjualan pulau dan pengerukan kekayaan laut dan saat ini dengan kekreativitasan kementeriankita mulai menjual kekayaan satwa, dan komodo sebagai giliran “penjualan satwa” ke pihak asing.

Karakter pedagang adalah mencari untung sebesar-besarnya tanpa memikirkanfaktor lainnya, dan ini meresap hampir semua elemen masyarakat, ya politisi, ya pejabat negara,ya artis, ya pelawak, ya dosen/guru, ya PNS,ya ulama, apalagi yang dari sononya pedagang. Sehingga sangat sulit kita jumpai di Indonesia ini managuru, mana politisi dan mana negarawan. Sebagai pelawak yang mampu jadi seleb, ya jadi politisi, ya jadi cendekiawan, ya jadi ulama, demikian sebaliknya dan ini yang kita jumpai di negara kita yang penuh keajaiban.

Kembali ke Komodo. keterpurukan global, mengimbas pada ketidak mampuan mengurusdi segala lini, dan komodo merupakan imbasan dari keterpurukan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Ketidak mampuanmengurus komodo dikemas dalam suatu dalih dengan istilah keren “keajaiban dunia” yang diiming-imingi oleh suatu LSM internasional yang hampir bangkrut. Iming-iming selanjutnya nanti diselenggrakannya adanya konggres komodo, konggres reptile, konggres keajaiban dunia, kongres satwa langka, dansiapa yang datang mewakili bangsa iniya tentu saja yang merasa mengurus, aku dong yang ikut, kan aku yang peduli komodo, aku yang peduli lingkungan hidup aku yang peduli kelangsungan ciptaan Allah. Suatu bentuk kreativitassosok manusia Indonesia.

Karena mungkin kesalahan urus, nasib Borobudur yang terpental dari salah satu keajaiban dunia, demikian pula suatu saat komodojuga, dan berikutnya kira-kira apa ya?Manusia adalah makhluk yang hampir sempurna, bisa jadi seakan akan dirinya Tuhan, dilain waktu seakan akan menjadi malaikat, dan suatu saat akan menjadi hewan dan suatu saat menjadi setan. Sebagai manusia kreatif, kita akan menunjukkan keajaiban dunia lain dari Indonesia, yaitu, keajaiban tawuran massal, tawuranpelajar, tawuran mahasiswa, pengrusakan rumah ibadah, penganiayaan kepada ormas yang beda aliran, beda agama, keajaiban merebaknya aksi teroris di Indonesia, keajaiban perbedaan kemewahan PT Freeport dan masyarakat Papua, gaya hidup anggota DPR ditengah meningkatnya kemiskinan, peperangan sesama saudara-saudaraku antara TNI/Polri dengan sejumlah masyarakat Papua.

Saya miris, saya takut, mungkin jugabanyak masyarakat seperti saya, dan kemirisan saya, ketakutan saya, mungkin juga akan dipromosikan sebagai suatu keajaiban dunia berikutnya, sebagai salah satu komoditas yang layak mendatangkan uang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun