Mohon tunggu...
Wida Reza Hardiyanti
Wida Reza Hardiyanti Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti dan konsultan

Berkarir sebagai peneliti ekonomi, hukum, dan sosial. Saat ini aktif sebagai konsultan dalam beberapa proyek penelitian dan pembangunan ekonomi. Hobi menulis, membaca, menonton film, dan bercengkrama bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berita Clickbait: Menggaet Pageviewers Demi Cuan

31 Juli 2023   10:38 Diperbarui: 31 Juli 2023   10:43 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital yang semakin maju ini, media massa telah bertransformasi menjadi platform daring yang menghadirkan berita dan informasi dalam hitungan detik. Meskipun memberikan kemudahan akses informasi, namun tren berita clickbait semakin mengemuka. Berita clickbait adalah judul atau tajuk berita yang dibuat sangat menarik dan kontroversial dengan tujuan untuk menarik perhatian dan meningkatkan jumlah pengunjung (pageviewers). Sayangnya, terlalu banyaknya berita clickbait beredar, dan minimnya regulasi dalam memerangi fenomena ini, dapat mengancam fungsi media sebagai penyedia informasi bermutu dan berimbang untuk mencerdaskan bangsa.

Berita clickbait memanfaatkan judul yang sensational dan menarik perhatian, seringkali melebih-lebihkan isu atau berita yang sebenarnya tidak seheboh yang dijanjikan dalam judul. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan klik dan pageviews yang berujung pada keuntungan finansial, karena semakin banyak pengunjung yang mengunjungi laman berita, semakin tinggi pendapatan dari iklan yang tayang. Praktik ini menjadi semakin umum karena persaingan ketat di dunia media daring, dan adopsi model bisnis yang mengandalkan jumlah pengunjung sebagai sumber pendapatan utama. Alih-alih menyajikan berita bermutu dan berimbang, media cenderung lebih memilih untuk mengorbankan integritas jurnalistik demi keuntungan finansial.

Fenomena berita clickbait yang merajalela mengundang beberapa pertimbangan yang perlu dipahami. Pertama, berita clickbait cenderung menyesatkan publik dan mempengaruhi persepsi mereka terhadap suatu isu atau kejadian. Judul-judul yang provokatif sering kali tidak sejalan dengan konten berita yang sesungguhnya, sehingga para pembaca akan merasa kecewa atau tertipu ketika membaca artikel secara keseluruhan. Akibatnya, rasa percaya publik terhadap media sebagai sumber informasi terpercaya menjadi terkikis, dan hal ini dapat merusak integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap media.

Kedua, berita clickbait cenderung memunculkan hiperpolarisasi dalam masyarakat. Dengan mengedepankan judul-judul yang menghasut emosi dan kontroversi, media tidak hanya menciptakan perbedaan pendapat, tetapi juga memperkuat pembagian masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang saling bertentangan. Dalam upaya mencari klik dan pageviews, media secara tidak sadar menjadi bagian dari polarisasi yang semakin meruncing di tengah masyarakat. Hal ini dapat menyuburkan paham radikalisme dan memicu ketegangan sosial.

Ketiga, berita clickbait juga dapat mempengaruhi prioritas berita yang disajikan oleh media. Dengan memfokuskan perhatian pada berita-berita sensasional dan kontroversial, topik-topik penting dan serius seperti isu lingkungan, krisis kemanusiaan, atau masalah sosial seringkali terabaikan. Padahal, sebagai penyedia informasi, media memiliki tanggung jawab untuk menyajikan berita yang mencakup isu-isu penting dan relevan dengan kehidupan masyarakat, bukan hanya berita yang mengundang sensasi.

Regulasi media menjadi hal yang sangat penting dalam memerangi fenomena berita clickbait ini. Sayangnya, hingga saat ini, regulasi yang mengatasi praktik berita clickbait masih minim. Beberapa negara telah mencoba untuk mengatur media daring, namun hal ini sering menimbulkan polemik terkait dengan kebebasan pers. Regulasi yang berlebihan dapat membahayakan kebebasan pers dan mengurangi ruang gerak media dalam memberikan informasi bermutu dan berimbang.

Oleh karena itu, solusi yang lebih tepat adalah membangun kesadaran dan literasi media yang tinggi di kalangan masyarakat. Masyarakat harus dilatih untuk mengenali berita clickbait dan berita palsu (hoaks), serta memahami bagaimana cara memilah informasi yang benar dan kredibel. Dengan literasi media yang baik, masyarakat akan lebih kritis dan bijaksana dalam mengkonsumsi berita. Selain itu, peran media sendiri juga sangat penting dalam mencerdaskan bangsa. Media harus kembali ke esensinya sebagai penyedia informasi bermutu dan berimbang, dengan menyajikan berita yang faktual dan obyektif tanpa mengorbankan integritas jurnalistik.

Selain itu, media juga perlu lebih berfokus pada pendekatan jangka panjang daripada sekadar mencari keuntungan jangka pendek. Dengan memprioritaskan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, media dapat berperan aktif dalam membangun opini publik yang berdasarkan fakta dan data yang akurat. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan berkontribusi pada pembangunan bangsa yang lebih maju.

Sebagai kesimpulan, fenomena berita clickbait yang banyak beredar di dunia media daring menjadi masalah serius dalam upaya mencerdaskan bangsa. Praktik clickbait merugikan masyarakat dengan menyajikan berita yang menyesatkan, memperkuat polarisasi sosial, dan mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih penting. Regulasi media menjadi penting, tetapi harus diimbangi dengan literasi media yang tinggi di kalangan masyarakat dan komitmen dari media itu sendiri untuk menyajikan berita bermutu dan berimbang. Dengan cara ini, media akan kembali menjadi penyambung lidah rakyat yang dapat diandalkan dan berperan aktif dalam membangun demokrasi yang kokoh dan mencerdaskan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun