Mohon tunggu...
Wida Reza Hardiyanti
Wida Reza Hardiyanti Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti dan konsultan

Berkarir sebagai peneliti ekonomi, hukum, dan sosial. Saat ini aktif sebagai konsultan dalam beberapa proyek penelitian dan pembangunan ekonomi. Hobi menulis, membaca, menonton film, dan bercengkrama bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panjat Pinang Masa Kolonial Belanda: Tontonan Meriah atau Perlambang Kolonialisme?

29 Juli 2023   04:31 Diperbarui: 29 Juli 2023   04:33 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Kritik Terhadap Materialisme: Makna filosofis dari panjat pinang juga dapat menyindir materialisme yang diusung oleh penjajah. Rakyat pribumi tampak rela berjuang untuk hadiah yang tak seberapa, sementara penjajah justru bersenang-senang dengan segala kekayaan dan kemewahan yang mereka peroleh dari hasil penjajahan. Ini mencerminkan ketidakseimbangan yang mencolok antara kekayaan dan sumber daya yang dikuasai oleh penjajah dan keterbatasan yang dihadapi oleh rakyat pribumi.

5. Kesadaran Akan Keterbatasan: Panjat pinang dapat dianggap sebagai pengingat akan keterbatasan dan tantangan yang dihadapi oleh rakyat pribumi pada masa penjajahan. Meskipun hadiah yang diperoleh tak seberapa, namun ketekunan mereka dalam mencapainya menunjukkan kesadaran akan pentingnya berjuang dan mengatasi keterbatasan. Hal ini mengajarkan bahwa dalam kehidupan, bukan hanya hasil akhir yang penting, tetapi perjalanan dan usaha yang ditempuh untuk mencapainya.

Kesimpulan

Tradisi panjat pinang pada masa penjajahan Belanda mencerminkan lebih dari sekadar hiburan murah meriah bagi para penjajah. Di balik senyum dan tawa, terdapat makna filosofis yang dalam yang mengungkapkan ketidakadilan sosial, eksploitasi, dan perlawanan rakyat pribumi. Tradisi ini juga mengajarkan tentang kesadaran akan keterbatasan, kebersamaan, dan perjuangan dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui sudut pandang analitis ini, kita dapat memahami betapa kompleks dinamika sosial pada masa penjajahan dan mengenang perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dari penjajahan kolonial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun