ruang kelas masih menyala. Jam dinding menunjuk pada angka 06.20 WIB.
Selasa pagi. Cuaca mendung. Udara tenang. Matahari belum menampakkan sinarnya. Sebagian lampu di ruang-Bu Suziana, Pak Muchtarudin, Bu Nurja, Ustadz Zaenal silih berganti merapikan peserta didik. Sesaat kemudian semua hadirin berdiri. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya 3 stanza ciptaan W.R. Soepratman berkumandang. Suasana menjadi segar.
Di halaman sekolah juga tampak daun-daun pohon masih merunduk. Bugenvil pink mulai layu setelah beberapa hari menampakkan kecantikannya. Sebaliknya, bugenvil merah mulai mekar lebih cantik dan merona daripada bugenvil pink. Bugenvil merah menjadi saksi ratusan peserta didik SMPN 164, guru dan karyawan melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an.
Iya, waktu sepagi itu ratusan anak perempuan usia SMP yang beragama Islam berkerudung putih, berbaju batik kombinasi warna warni dan bawahan putih sudah menyemut di halaman sekolah. Begitu juga dengan anak laki-laki yang berbaju batik dan bawahan putih duduk manis di samping kanan peserta didik perempuan.
Sementara itu para pendidik dan tenaga kependidikan menyebar di berbagai tempat sambil mengawasi dan membimbing peserta didik yang masih kesulitan membaca Al Quran. Melihat anak-anak perempuan berkerudung putih dari lantai 3 sungguh suatu pemandangan yang sangat indah. Mirip kota santri.
Suasana di kota santri
Asyik senangkan hati
Suasana di kota santri
Asyik senangkan hati
Tiap pagi dan sore hari
Muda mudi berbusana rapi