Langkah ketiga, agar lebih mudah mencapainya saya meminta Devan membuat lagi kotak-kotak yang jumlahnya lebih banyak untuk membuat target mingguan. Caranya dengan membuat kotak setiap bulannya yang terdiri dari 4 kotak yang lebih kecil dengan asumsi setiap bulan terdiri dari 4 minggu.
Jika dalam satu bulan ada 5 minggu, maka pada minggu kelima saya berikan keleluasaan kepada Devan untuk memilih kegiatan yang ia sukai asalkan bermanfaat untuk dirinya.
Misalnya kotak bulan Januari didalamnya terdapat lagi 4 kotak yang lebih kecil dengan menuliskan masing-masing kotak minggu 1, 2, 3, dan 4 berikut kegiatan yang akan dilakukannya. Kita sebuat saja kegiatan di atas sebagai rencana mingguan.
Langkah keempat, saya meminta Devan membuat 1 buah kotak yang didalamnya terdiri dari 3 kotak yang lebih kecil. Di dalam kotak tersebut dituliskan hari dan pembagian waktunya, yaitu pagi (pukul 04.00-10.00 WIB), siang (pukul 10.01-15.00 WIB), sore (pukul 15.01-18.00 WIB) dan malam (pukul 18.01-21.00 WIB).Â
Pukul 21.00-03.59 WIB adalah waktu untuk tidur. Rencana tersebut digunakan jika hari libur. Jika hari efektif sekolah rentang waktunya bisa disesuaikan. Kita sebut saja kegiatan di atas sebagai rencana harian.
Rencana tersebut boleh ditulis tangan dengan ballpoint pada sehelai kertas folio bergaris atau kertas HVS. Karena sekarang sudah jamannya komputer boleh saja anak membuat rencananya dengan aplikasi, Canva misalnya.Â
Akan lebih baik jika ditulis pada kertas yang lebih besar agar anak senantiasa ingat dengan rencananya. Rencana tersebut sebaiknya ditempel pada dinding di kamarnya atau di tempat yang paling sering dilaluinya.
Intinya agar setiap saat ia teringat dan melakukan rencana yang telah dibuatnya. Apabila anak lalai, orang tua atau orang yang berada di rumah tinggal memanggil anaknya dan diminta membaca apa yang seharusnya dilakukan pada saat ia lalai. Jadi ini menghemat tenaga kita daripada berteriak-teriak atau marah-marah.
Manfaat apa saja yang bisa diperoleh dari pembuatan rencana tersebut?Â