Dengan dibantu kedua temannya itu ia juga mempraktikkan hal-hal baru yang merupakan kunci dari tema pembelajaran tersebut. Misalnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan tema “Indahnya Berpusisi.” Ia praktik membaca puisi di depan kelas bahkan mencoba menulis puisi. Padahal selama ini boro-boro mau maju ke depan kelas membaca puisi, membaca satu paragraf di tempat duduknya saja suaranya nyaris tak terdengar.
Keika belajar tentang mengulas buku, ia praktik sendiri di rumah mengulas buku. Saat ini setidaknya ia sudah mengulas 7 buku dari yang tipis berjudul “Sangkuriang” hingga buku tebal berjudul “Si Anak Rembulan.”
Fany meyakini bahwa cara belajar anak kinestetik seperti dirinya adalah dengan melibatkan gerakan. Menyentuh obyek yang dipelajari. Menunjukkan obyek daripada menjelaskan obyek. Ketika belajar sejarah mengunjungi tempatnya. Menghafal obyek sambil berjalan atau menggerak-gerakkan tangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H