Mohon tunggu...
Widadi Muslim
Widadi Muslim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang energik, atraktif dan murah senyum. Motivator dan penulis buku kependidikan. Juara kedua kompetisi edukasi Anlene Hidup Penuh Makna. Saat ini mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 164 Jakarta Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Juri Parodi

16 November 2022   11:50 Diperbarui: 16 November 2022   11:55 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juri Parodi. (Foto: Dokpri)

Sabtu sebelum waktu Subuh, Jono berangkat dari rumah menuju Kompleks Kostrad Tanah Kusir. Sesampai di kostrad, Jono shalat Subuh di musholla kostrad. Kemudian bergabung dengan beberapa anggota TNI  dalam satu mobil menuju Ancol. Sekitar 1 jam kemudian sudah sampai di lokasi.

Wow luar biasa. Jono terkesima. Semua tertata rapi. Panggung megah berada di sisi kiri depan Jono. Di depan panggung yang luas dikosongkan untuk acara menyambut panglima.

Empat kesatuan TNI melakukan pemanasan, kemudian lari-lari di sekitar Ancol. Sebentar kemudian sudah sampai si depan panggung utama. Sambil menuju depan panggung utama mereka memilih menu makanan yang berjejer di kanan, kiri, dan depan penggung agak ke belakang.

Musik menghentak. Dua bidadari panggung menghibur. Lagu-lagu ceria menghangatkan suasana. Tak ketinggalan beberapa anggota TNI ikut menghibur. Panglima datang, disambut seluruh hadirin dengan penuh hormat. Panglima menghibur.

"Cinderela berkata...."

Wow suasana semakin riuh. Panggung utama bergoyang, bumi bergetar, tenda juri tempat Jono dan Bu Nella akan menilai lomba parodi ikut bergetar.

Jono dan Bu Nella duduk siap di meja juri. MC memanggil peserta parodi nomor undian pertama. Ia memparodikan kisah pengusaha yang ingin malamar putri seorang komandan. Seru sekali. Tampil nomor undian kedua,  ketiga, dan seterusnya. Semua tampil menghibur di tepi pantai yang mulai memanas terkena sinar matahari.

Empat meja besar diangkat ke atas panggung. Enam kursi mengikutinya. Kini giliran bapak-bapak perwira memparodikan suasana mereka berkerja. Benar-benar sepeti sungguhan. Gelat tawa hadirin tak tertahankan, tepuk tangan bersahut-sahutan. Panglima bertanya;

"Dewan Juri, berapa nilai yang kami dapat?"

"Sepontan Jono mengangkat angka 9. Nilai tertinggi yang disiapkan. Bu Nella tak mau ketinggalan memberikan nilai yang sama.

Acara usai.  Semua kembali ke kesatuan masing-masing. Kaajen mengajak para juri menaiki kapal super jet menuju pulau bidadari. Tak ketinggalan dua bidadari panggung menemani. Suara kapal bernuansa putih melaju kencang. Suara mesinnya mengalahkan deburan ombak. Jono pindah ke lantai atas , tampak pemandangan laut yang membentang luas dan mengagumkan. Angin kencang menggoyang kapal. Nahkoda kapal dengan sabar menjelaskan berbagai fenomena alam yang terjadi kepada kami dengan sabar sepanjang perjalanan. Wow, menyenangkan.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun