Jumat pagi yang cerah. Tenda luas memenuhi halaman sekolah. Di panggung terpampang spanduk pembicara, tampak indah. Peserta didik, pendidik, dan orang tua murid berpakaian muslim/ muslimah. Semua wajah tampak sumringah. Semoga bertambah berkah. Wow, pemandangan yang indah. Mirip kota santri.
Alat-alat musik siap dimainkan. Pengisi acara sibuk berdandan. Semua murid tampil menawan. Pengurus OSIS tak mau ketinggalan, berbaju rapi berkalung surban. Panitia telpon-telponan, memastikan. Memastikan pembicara yang diundang datang.
Penulis yang berpasangan dengan Bu Dessy Ratnasari eh salah Dessy Susanti dipercaya sebagai pembawa acara. Musik pengkondisian suasana dibunyikan. Peserta didik duduk memenuhi sekeliling panggung utama. Agak kesulitan mereka mencari tempat duduk karena begitu banyaknya. Emak-emak (orangtua murid maksudnya, red) tak mau ketinggalan. Lebih heboh dari anak-anaknya. Maklum mereka lebih mengenal Ustad Zaky Mirza daripada anak-anaknya.
Acara dimulai dengan pembacaan kalam ilahi dan saritilawah. Dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Ustadz Zaenal Arifin sebagai ketua panitia dan Ibu Hj. Hamidah sebagai kepala sekolah.
Selanjutnya acara pemberian hadiah kepada para pemenang lomba. Ada lomba mambaca Al Quran, ada lomba tausiyah, lomba cerdas cermat, dan lomba adzan. Para pemenang lomba unjuk kebolehan. Adelia Rahmayandri dkk, menghibur dengan lagu-lagu islami, mengagumkan. Mas Abdi sebagai caraka menimpali dengan pengiring musik band Satenem yang digawangi oleh Bang Ipul (keyboard), Kang Dede (drummer), dan Mas Agus Belo (gitaris). Pak Bambang (security) sibuk mengamankan jalannya acara?
Waktu terus berjalan. Ustadz Zaky belum datang. Pembawa acara mencari cara menghibur jamaah. Mengajak jamaah melafazkan surah Al Infithar dan surah An Naba. Jamaah semakin tenang. Â Pembawa acara terus menghibur, mengalunlah lagu Obat Hati yang dipopulerkan oleh Ustadz Opick.
Obat hati, ada lima perkaranya/ yang pertama baca Quran dan maknanya/ yang kedua shalat malam dirikanlah/ yang ketiga berkumpullah dengan orang shaleh/ yang keempat perbanyaklah berpuasa/ yang kelima dzikir malam perpanjanglah/ salah satunya siapa bisa menjalani/ moga-moga Allah Ta'ala mencukupi//.
Ustadz Zaki Mirza datang. Takbir bersahut-sahutan. Shalawat berkumandang. Emak-emak berebut shelvi. Panitia sigap megantisisapi, eh maaf mengantisipasi. Dengan santai Ustadz Mirza menceritakan suka duka kuliahnya di Mesir. Menyampaikan kisah-kisah para nabi dan rasul dengan sesekali diselingi humor. Hingga diakhiri dengan keutamaan akhlak Rasulllah saw. Wa innaka la'alaa khuluqin 'adziim (Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H