Selasa pagi. Sinar mentari menerangi. Peserta didik duduk rapi. Para wali kelas mendampingi. Dua orang anak memandu tadarus dari ruang guru di lantai 3. Suaranya memenuhi seisi ruangan dari lantai dasar hingga lantai 4 berkat bantuan alat pengeras suara. Pembiasaan pagi diisi dengan tadarus surah Al A'raf. Pembiasaan tadarus dimulai pada pukul 06.30 WIB dan berakhir pada pukul 07.00 WIB.
Pukul 07.00 WIB semua wali kelas berpindah ruang kelas sesuai dengan jadwal mengajar jam pertama dan kedua. Penulis menuju ruang kelas 8E untuk mengajar Seni Budaya. Tampak beberapa anak sedang mempersiapkan diri secara kelompok untuk tampil menyanyi. Menyanyi ansambel.
Terdapat 6 kelompok untuk praktik menyanyi ansambel.
Apakah ansambel itu? Ansambel adalah perpaduan dari beberapa alat musik yang membentuk suatu orkestra. Di setiap daerah Indonesia memiliki orkestra. Orkestra tersebut terkadang disebut dengan istilah karawitan. Di Jawa dan Bali ada gamelan. Di Sumatera Barat ada talempong. Di Sumatera Utara disebut gondang. Di Sulawesi Utara disebut kolintang.
Jumlah murid satu kelas adalah 36 dibagi 6 sehingga terdapat 6 kompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Kelompok 1 diketuai Raifan Satria membawakan lagu Halo-halo Bandung. Kelompok 2 ketuanya Alma Rizki Rahajeng membawakan lagu  Indonesia  Pusaka. Kelompok 3 diketuai Shiren membawakan lagu Satu Nusa Satu Bangsa.  Kelompok 4 ketuanya Nabila dengan lagu Apuse. Kelompok 5 ketuanya Rasya membawakan lagu Garuda Pancasila. Kelompok 6 Shafira dengan lagu Ibu Kita Kartini.
Di kelas 8E ini sebagian besar anak belum pernah menyanyi ansambel. Oleh karena itu penulis menayangkan penampilan ansambel dari kelas 8F dengan membawakan lagu soleram dari Riau. Alat yang digunakan sangat sederhana yaitu satu buah pianika, satu buah galon, dua buah sumpit, dua buah botol. Semua pemain kompak sehingga tampak serasi. Pada saat satu kelompok menyanyi, kelompok lain ikut mengamati. Aspek yang diamati yaitu kekompakan, ketepatan nada,
dan kesungguhan. Demikian semoga bermanfaat.
