Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang hanya ada pada bulan suci Ramadan dan juga sangat istimewa bagi umat Islam. Pasalnya malam ini diyakini 1.000 malaikat akan turun ke bumi untuk memberi rakhmat dari Allah SWT. Selain itu, pada malam tersebut Allah SWT pertama kali menurunkan wahyu berupa ayat-ayat Alquran kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Oleh karena itu, umat muslim berbondong-bondong untuk mendapatkan pahala ganda dari malam Lailatul Qadar.
Keraton Kasepuhan merupakan kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa Barat yang terkenal dengan berbagai tradisinya, salah satunya yaitu tradisi untuk menyambut malam Lailatul Qadar yang disebut dengan "Saji Maleman" . Tradisi ini merupakan ritual tahunan yang dilaksanakan setiap malam di tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Prosesi lainnya yaitu "Jamasan Gerbong Maleman", tradisi ini dilakukan untuk melengkapi serangkaian acara tradisi.
Tradisi ini dilakukan mulai dari pagi hari diawali dengan menyiapkan lilin, delepak, minyak, kelapa, dan ukup. Delapak merupakan lampu minyak yang terbuat dari piring tanah kemudian diberi sumbu kecil yang terbuat dari kapas, setelah iu dinyalakan menggunakan minyak kelapa. Selain itu, ukup berbentuk kayu-kayuan yang memancarkan aroma wangi alami campuran dari cendana, dewandaru, rumput teki, dan akar wangi yang dicacah lalu disangrai dengan gula merah.Â
Keempat barang ini memiliki fungsinya masing-masing, di antaranya ukup bekerja sebagai pengharum ruangan, setelah itu delepak dan lilin dinyalakan sebagai penerang. Untuk membuat "Saji Semalem" tidak ada peraturan siapa saja yang boleh membuat, akan tetapi harus dalam keadaan suci. Makna saji maleman sendiri yaitu untuk menyambut malam Lailatul Qadar harus dalam keadaan suci, bersih, dan wangi.
Rangkaian berikutnya, saji maleman dimasukkan ke dalam tandu kemudian ditutup menggunakan kain polos berwarna kuning. Saji Maleman dibawa oleh dua orang kemit dan penjaga makam Sunan Gunung Jati dengan cara digotong. Cara lain membawa saji maleman dengan dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang terbuat dari kayu dan dibawa selayaknya menggendong anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI