Mohon tunggu...
Wicaksono Putro
Wicaksono Putro Mohon Tunggu... -

- a commoner, though sometimes being uncommon -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Dahlan Iskan dan Adhyaksa Dault

18 Januari 2012   04:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:44 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lagi-lagi tentang Dahlan Iskan. Menteri yang seringkali menolak disapa dengan "Pak Menteri" Sabtu lalu (14/1) mengadakan kunjungan mendadak ke Jombang. Dahlan tiba di Stasiun Besar Jombang sekitar pukul 11.00 WIB, setelah menempuh perjalanan kurang dari dua jam menggunakan kereta api Sancaka dari Madiun. Di Madiun, Dahlan baru saja bertemu sekitar 12 bos BUMN di PT INKA Madiun, pada malam sebelumnya.

Setiba di Jombang, Dahlan dijemput oleh Bupati Jombang beserta jajarannya, yang tentu saja siap dengan kawalan patwal. Dasar Dahlan, tawaran kawalan tersebut ditolaknya. Ia justru memilih untuk menyetir mobil sendiri tanpa kawalan voorijder layaknya pejabat VVIP. Dengan menggunakan mobil Serena berplat nomor L 1514 BG, Dahlan melanjutkan perjalanan ke Tebuireng (Desa Cukir, Kecamatan Diwek) untuk berziarah ke makam Gus Dur, yang juga satu kompleks dengan makam K.H. Wahid Hasyim dan K.H. Hasyim Asy'ari, keduanya adalah pahlawan nasional. Di kawasan Tebuireng itu Dahlan disambut oleh Salahuddin Wahid, pengasuh Ponpes Tebuireng. Dahlan juga secara antusias berbincang dengan Bupati Jombang, Suyanto, mengenai pengembangan kawasan industri di Jombang. Usai berziarah, Dahlan mampir makan siang di warung sate dengan mengajak wartawan. "Ayo semuanya pesan sate. Kita makan bareng-bareng," ajak Dahlan. Setelah makan, Dahlan melanjutkan perjalanan ke Surabaya, yang lagi-lagi dikendarai sendiri.

Kunjungan Dahlan tersebut mengingatkan kita dua tahun yang lalu, yakni ketika Menteri Pemuda dan Olahraga waktu itu, Adhyaksa Dault, mengadakan kunjungan ke Jember. Pada Jum'at pagi hari (22/8/2008), Adhyaksa tiba di Bandara Notohadinegoro Jember menggunakan helikopter yang dipinjam dari Gudang Garam. Rencananya Pak Menteri memiliki sejumlah agenda penting di Jember, diantaranya memberi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Jember serta membuka gerak jalan Tanggul-Jember Tradisional (Tajemtra) keesokan harinya, sebagai bagian dari event Bulan Berkunjung Jember (BBJ). Seusai shalat Jum'at, Pak Menteri sempat mengadakan konferensi pers, dan mengeluarkan keputusan yang mengejutkan, yakni pulang meninggalkan Jember saat itu juga dan membatalkan semua kegiatan. Alasannya begitu sederhana: karena datang tanpa penyambutan. "Saat saya datang tidak ada tuan rumahnya. Bupati tidak ada, wakil bupati tidak ada," katanya. "Jika berhalangan hadir mestinya bisa memberi konfirmasi via telepon, sehingga tidak mengecewakan orang yang diundang", tambahnya. Ia "hanya" disambut oleh Kepala Dinas Perhubungan Jember, Ketua Koni Jember, dan sejumlah petinggi partai setempat yang memiliki "ikatan batin" dengan Pak Menteri.

Antara kunjungan Dahlan Iskan dan Adhyaksa Dault memang tidak bisa dibandingkan. Dahlan cuma naik kereta api yang berbaur dengan penumpang umum, sedangkan rombongan Adhyaksa naik helikopter yang biaya sewanya tentu tidak murah. Kedatangan Dahlan disambut langsung oleh orang nomor satu di Kabupaten Jombang, sedang kedatangan Adhyaksa "hanya" disambut pejabat eselon II. Namun persamaan keduanya adalah, kunjungannya sama-sama singkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun